Laporan Wartawan Tribun Medan, Royandi Hutasoit

TRIBUNNEWS.COM, PARAPAT - Bagi penikmat wisata yang sedang berkunjung ke Parapat, jangan lewatkan menikmati wisata sejarah di Pesanggrahan Bung Karno, Presiden RI pertama, di bibir pantai Parapat, Pulau Samosir, Sumatera Utara.

Pesanggarahan ini menjadi saksi sejarah bahwa Bung Karno, Agus Salim dan Sutan Syahrir pernah diasingkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda ke Parapat selama dua bulan, yaitu sejak 22 Desember 1948 hingga 6 Februari 1949.

Pesanggrahan Bung Karno ini terdiri dari dua lantai, dua balkon, dua ruang tamu, empat kamar tidur, satu kamar mandi dan satu ruang tamu yang masih mempertahankan bentuk bangunan awal.

"Hanya bangunan ini yang sama dengan bentuk aslinya. Selebihnya sudah ditambahi oleh pengelola," ujar Ari, petugas yang merawat pesanggrahan, Sabtu (20/2/2016).

Pesanggrahan ini memiliki dapur yang baru, dan juga sebuah musala kecil serta taman yang rindang, ditumbuhi jenis-jenis bunga berwarna, pohon pinus dan pohon mangga yang persis sama ketika masih ditempati oleh Bung Karno.

Di lantai satu pesanggrahan ini ada tiga kamar tidur yang dahulunya ditempati oleh petinggi-petinggi negara RI.

Namun satu kamar tidak boleh dilihat pengunjung yaitu kamar yang pernah digunakan oleh Bung Karno.

"Tidak dibuka untuk umum, hanya Gubernur Sumut yang pernah menggunakan kamar itu, kalau kamar yang lainnya, Sekda dan Wakil Gubernur sudah menempatinya," ujar Ari.

Di lantai dua ada pesanggrahan yang ditempatkan satu buah kamar tidur, yang dahulunya dipergunakan oleh pihak kolonial Belanda saat menjaga ketiga tahanan politik tersebut.

Hampir seluruh perabotan yang ada di pesanggarahan tidak asli seperti duhulu.

Praktis hanya kursi rotan yang dahulu dipergunakan oleh ketiga petinggi negara ini. (*)