Sulitnya Cari Tenaga Pengajar untuk Anak Berkebutuhan Khusus dari Kalangan Miskin
Lembaga Pendidikan Bintang Istimewa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Cahaya Gadingrejo kekurangan tenaga pengajar.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribun Lampung, Robertus Didik Budiawan Cahyono
TRIBUNNEWS.COM, PRINGSEWU, LAMPUNG - Lembaga Pendidikan Bintang Istimewa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Cahaya Gadingrejo kekurangan tenaga pengajar.
Lembaga yang menempati bangunan permanen dari bata merah di Pekon Tegalsari, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, Lampung, menangani 38 orang ABK. Mereka dididik seorang lulusan Akper Karya Husada Yogyakarta, Indah Abriasari.
Indah dibantu enam orang tenaga pendidik dalam membina ABK di lembaga tersebut. Tapi, tenaga pendidik yang aktif hanya dua orang.
"Yang masih menjadi kendala tenaga untuk membantu mengajar," ujar Indah, Selasa (23/2/2016).
Indah mengungkapkan, peserta didik di lembaga tersebut banyak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sehingga untuk operasional lembaga tersebut, Indah menerapkan subsidi silang.
Mereka yang berasal dari latar belakang keluarga mampu membayar sesuai dengan kebutuhan anak, antara Rp 35 ribu-Rp 100 ribu. Sedangkan bagi keluarga yang tidak mampu, mereka dapat menyertakan surat keterangan tidak mampu saat mendaftar.
Selain itu, tambah Indah, mereka yang sudah dewasa diberi pelatihan membuat kerajinan, seperti boneka dan bantal hias. Hasilnya dijual untuk operasional lembaga nonpemerintah tersebut.
Tiga anggota DPRD Pringsewu, yakni Anton Subagyo, Sahidin, dan Suherman melihat langsung lembaga pendidikan yang dikelola Indah. Mereka pun memberikan bantuan berupa alat tulis.