Keluar Penjara, Mandra Tampil Necis dan Lebih Kritis
Lama tak terlihat, Seniman Betawi Mandra Naih kembali tampil dihadapan publik.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lama tak terlihat, Seniman Betawi Mandra Naih kembali tampil dihadapan publik.
Ia menjadi pembicara acara diskusi 'Tantangan Budaya Betawi Dalam Arus Liberalisasi Global' di Warung Komando, Jalan Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/3/2016).
Mandra terlihat necis mengenakan jas abu-abu serta celana kain berwarna senada. Kemeja putih terlihat dibalik jasnya. Ia juga mengenakan kacamata.
Raut wajahnya terlihat cerah usai menjalani hukuman penjara selama 1 tahun. Terlihat pula empat batu akik berukuran sedang menghiasi jari tangannya.
Ketika ingin diwawancara sebelum acara dimulai, Mandra menolak secara halus.
"Sekarang ngobrol, nanti acara ngobrol lagi, nanti saja," katanya, sambil menunggu acara dimulai.
"Saya baru bebas, kemarin," tambahnya.
Saat menjadi pembicara bersama sejarawan JJ Rizal, Mandra memberi pandangannya terhadap kesenian dan kebudayaan Betawi di era globalisasi saat ini.
Pemeran sinetron 'Si Doel Anak Betawi' mengatakan, semakin lama seni dan budaya Betawi semakin tergerus zaman.
Mandra juga menilai, kepedulian pemerintah terhadap eksistensi Kebudayaan Betawi, menipis.
Labih jauh ia menjelaskan, pertukaran budaya yang dinamakan 'Misi Muhibah' untuk Kebudayaan Betawi sudah tidak ada.
"Di Betawi, karena katanya ini kota metropolitan, sampai statusnya juga hilang, karena kepedulian pemerintah ini yang saya lihat saat ini makin menipis," ucapnya ketika berbicara tentang pelestarian Kebudayaan Betawi.
"Dulu ada yang namanya tahun 80-an, saya masih ingat, ada yang namanya mengenal untuk satu sama lain budaya, pertukaran budaya itu ada Misi Muhibah namanya, sekarang ini udah enggak ada lagi," tuturnya.
"Bahkan yang namanya seniman Betawi, dulu masih suka manggung, apalagi pas kalau tahun baru itu dari hotel ke hotel, dari tempat-tempat tertentu, yang berkaitan dengan menyambut setiap pejabat datang, pasti disambut dengan Seni Budaya Betawi, sekarang ini enggak ada," keluhnya.
"Yang muncul paling ya itu tadi seperti, saya lihat logonya pakai baju Betawi, terus depannya dipajang Ondel-ondel, isinya enggak ada," tambahnya.
Ia pun meminta Gubernur DKI Jakarta yang terpilih nantinya memberikan perhatian bagi Kebudayaan Betawi sehingga tidak punah.
Apalagi banyak pihak yang mengatasnamakan Betawi, padahal bukan bagian dari betawi.