Nonton Bareng Gerhana Matahari di Pantai Firdaus Minahasa
Mengenakan kostum jogging, sebagian warga menginap sejak malam membangun tenda perkemahan di tepi pantai, meski ada juga yang tidur di mobil.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, AIRMADIDI - Sejak pukul 05.00 Wita, Rabu (9/3/2016) pagi, sejumlah warga mulai berdatangan di Pantai Firdaus Desa Kema Dua Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara (Minut) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Mereka mengenakan kostum jogging, sebagian kecil sudah menginap sejak malam membangun tenda perkemahan di tepi pantai itu, meski ada juga yang tidur di dalam mobil.
Mereka kemudian mulai bersiap menyambut matahari terbit dan mulai mengamatinya, beberapa pengunjung lain mengabadikannya dengan berfoto bersama.
Sementara, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Manado terlihat sibuk merakit teropong yang akan mengamati pergerakan matahari.
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 07.34, matahari mulai kontak awal dengan bulan.
Pegawai BMKG pun langsung mengumumkannya melalui pengeras suara.
Sontak membuat pengunjung di tepi pantai berkerumun mendekat ke gazebo untuk melihat proses terjadinya peristiwa langka ini.
"Karena ini bukan gerhana matahari total, sebaiknya jangan menatap langsung matahari tanpa alat pendukung, tontonlah lewat monitor yang sudah kami siapkan," terang pegawai wanita itu lewat pengeras suara.
Namun beberapa warga berusaha menatap ke langit, sebagian lainnya menggunakan plastik hitam, kacamata hitam, dan sebagainya.
Hanya sekitar lima warga yang memiliki kacamata khusus untuk gerhana.
Beberapa saat kemudian, Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakilnya Steven Kandouw serta ditemani istri tercinta masing-masing.
Tampak juga hadir Wali Kota Manado Royke Roring bersama Forkopimda Sulut, diarahkan oleh Bupati Minut Vonnie Panambunan.
Setelah diberi penjelasan singkat oleh Kepala Stasiun Geofisika Manado Robert Owen Wahyu yang merupakan Koordinator BMKG Sulut.