Dubes Tiongkok untuk Indonesia Jelaskan Harga Proyek Kereta Cepat di Indonesia dan Iran
Terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sejauh 150 kilometer itu, Xie Feng menyebut, Indonesia akan mendapat keuntungan banyak.
Editor: Willem Jonata
Laporan Reporter Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenai proyek kereta cepat di Iran yang direncanakan dibangun sejauh 400 kilometer, belum disepakati seluruhnya akan dibangun oleh Tiongkok.
Duta Besar (Dubes) Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng menyebut, pembahasan masih terus dilakukan.
Menurutnya, yang sudah disepakati antara kedua negara baru sejauh tak lebih dari 100 kilometer.
Oleh karena itu, harga yang ditawarkan ke Iran relatif lebih murah dibandingkan harga yang sudah disepakati dengan pemerintah Indonesia.
"Saya diberitahu kawan saya, bahwa masyarakat (Indonesia) hanya ingat pembangunan kereta (lebih dari) empat ratus (hingga) lima ratus kilometer, kita hanya membangun sebagiannya saja," ujarnya kepada wartawan usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (10/3/2016).
Terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sejauh 150 kilometer itu, ia menyebut bahwa Indonesia akan mendapat keuntungan banyak.
Terutama mengingat proyek tersebut dibangun dengan kerjasama antara kedua negara, di mana saham Indonesia mencapai 60 persen.
"Tawaran kali ini oleh perusahaan kereta api Tiongkok kepada Indonesia, adalah yang terbaik sepanjang sejarah," tegasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, harga yang disepakati antara Tiongkok dengan Indonesia, adalah 5,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS), sedangkan dengan pemerintah Iran mereka hanya mematok 2,7 miliar dollar AS.
Kereta cepat yang digunakan di Iran rencanannya akan menggunakan kereta dengan maksimal kecepatan 350 kikometer per jam, sedangkan di Indonesia hanya 300 kilometer per jam.