Dari Latte Art Competition, Musik, sampai Pameran Lukisan Ada di Wat Art Gawoh
Latte art Competition oleh Komunitas Penikmat Kopi Lampung (KPKL) jadi ajang delapan barista lokal unjuk gigi.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Latte Art Competition oleh Komunitas Penikmat Kopi Lampung (KPKL) jadi ajang delapan barista lokal unjuk gigi.
Mereka berkompetisi meracik Latte art atau seni menciptakan pola desain lukisan di permukaan kopi latte yang tersaji dalam cangkir.
Ratusan pengunjung yang datang pun terperangah melihat kebolehan barista tersebut. Raut wajah mereka tampak terheran, senang, sekaligus takjub.
Terlihat para Barista berkonsentrasi dalam balutan electronic dance music yang berkumandang di acara Wat Art Gawoh bertema “Suka Sama Suka” gagasan Gudang Rupa Lampung, 19-20 Maret 2016.
Panitia penyelenggara Latte Art Competition dari Komunitas Penikmat Kopi Lampung (KPKL), Rian Cimoy mengatakan, kompetisi itu, selain sebagai ajang unjuk gigi para barista yang ada di Lampung, juga bisa dibilang sebagai ajang untuk mencari barista berbakat.
"Nantinya bisa diikutkan kompetisi Latte Art tingkat Nasional," lanjutnya.
Di babak penyisihan, terangnya, para barista berlomba membuat Latte Art berbentuk love. Di semi final, mereka akan membuat latte art berbentuk bunga tulip. Sedangkan, di babak final, mereka membuat Rosetta.
Selain kegiatan kompetisi barista, Wat Art Gawoh juga menyelenggarakan workshop and Painting performance dari seniman Sutanto. Dalam kesempatan itu ada juga pameran lukisan dari berbagai komunitas seni di Lampung.
Rangkaian selanjutnya ada Body Painting Performance dari Andre Blackline. Di sini pengunjung dapat sharing dan melihat hasil karya lukis pada tubuh manusia.
Adapun live music dari band berbagai genre music. Beberapa yang tampil Mr&Mrs, Evening Bliss, Belangkon Haji, Rottatolierast, 2Tune=Circle, Merry Last_night, dan DH,LA Spica.
Tak ketinggalan Market Place dari Industri kreatif anak-anak muda Lampung, Llama Handycraft. Produk yan dipasarkan berbasis kerajinan kulit dan Merchandise Street Artist.
Dinda (19), salah satu pengunjung mengatakan, acara seperti ini adalah event yang sebenarnya ditunggu-tunggu anak-anak muda Lampung. Sebab, menurut dia, even bertema seni sangat jarang digelar di Kota Tapis berseri ini.
"Aku suka banget dengan acara seperti ini, anak muda banget. Mudah-mudahan acara ini akan rutin dilaksanakan sehingga seni di Lampung terus maju. Para pegiat seni di Lampung juga lebih meningkatkan kreatifitas karyanya hingga terkenal sampai di luar lampung," ujarnya.(*)