Pesona Mobil-mobil Klasik di IIMS 2016
Mobil-mobil tersebut berada di stand Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil-mobil zaman dulu (zadul) ikut memeriahkan gelaran pameran mobil terbesar, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016, di Jakarta International Expo, Jl. Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang dimulai dari tanggal 7 hingga 17 April 2016.
Mobil-mobil kuno tersebut memberikan kesan klasik dalam gelaran yang didominasi mobil-mobil baru berteknologi tinggi.
Mayoritas mobil-mobil tersebut berasal dari negeri Paman Sam, di antaranya Dodge Brother (1924), Austin (1936), beberpa unit Chevrolet (1948-1957), Ford dua pintu (1959), ALFA Romeo GT Junior (1959), Datsun Fairlady (1971), dan Dodge Coronet (1965).
Mobil-mobil tersebut berada di stand Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI).
Menurut keterangan Ketua PPMKI DKI Jakarta, Cecil B. Silanu, yang menjadi masterpiece dalam pameran kali ini yaitu mobil Dodge Coupe dua pintu buatan tahun 1952.
Diakuinya mobil tersebut merupakan mobil tercanggih di eranya, karena sudah menggunakan sistem transmisi automatic fluida, di mana mobil-mobil lain di era itu masih menggunakan sistem transmisi konvensional.
"Masterpiecenya Dodge dua pintu 1952 dan Dodge Brother tahun 1924 itu yang paling baik di era yang tahun 50 an." katanya.
"Dodge (Coupe) dua pintu ini (sistem transmisi) automatic-nya udah pakai fluida, jadi pake tekanan oli, jadi automatic-nya bukan berdasarkan gear yang dipindahkan, pada saat itu teknologi atomatic itu lebih kepada sistem oli yang masih konvensional sekali." tambahnya.
Mobil berwarna hijau muda yang biasa disebut Dodge Kambing di Indonesia itu, dapat dipacu hingga kecepatan maksimal 140 Km/jam.
Selain menampilkan Dodge Coupe, PPMKI juga menampilkan Ford V8 buatan tahun 1938.
Mobil tersebut merupakan mobil yang menggunakan mesin berteknologi V8, yang digunakan mesin mobil balap F1 di tahun 2006.
Selain kecanggihan pada mesin, keunikan mobil tersebut terletak pada sistem hidrolik buka-tutup pada atapnya.
Pada kursi penumpang di belakang mobil yang berlambang anjing itu, juga unik.
Kursi tersebut berbentuk bagasi, yang harus dibuka dengan cara diangkat, jadi penumpang belakang harus menaiki pijakan kaki yang menempel di sampingnya untuk masuk, bukan melalui pintu.
Mobil tersebut dapat dipacu dengan kecepatan maksimal 140 Km/jam.
Berdasarkan keterangan Pak Cecil, mobil-mobil tersebut masih menggunakan mesin pada zamannya.
Rupa interiornya-pun tak diubah, hanya dirapikan saja, karena kondisi mobil pada saat dibeli, sungguh sangat tak layak pakai.
Ia mengakui bahwa mobil-mobil tersebut hanya sedikit dimodifikasi, untuk mempermudah perawatan.
Spare part mobil-mobil tersebut diadakan di negara mobil tersebut diproduksi dan di bengkel-bengkel tertentu, karena sudah sangat jarang dijual bebas.
Menurutnya, mobil-mobil tersebut memang sengaja dibiarkan sesua dengan zamannya, supaya kesan klasik, tidak hilang.
Sebagaimana diketahui PPMKI menggelar stand mobil kuno bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang mobil kalsik, sehingga masyarakat mengerahui perjalanan sejarah transportasi, khususnya kendaraan roda 4.
"Peran serta PPMKI di kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai mobil klasik." ujar cecil.