Mawar Putih untuk Petani Wanita dari Gunung Kendeng
Sembilan petani wanita Kendeng tiba di stasiun Tawang Kota Semarang, Jumat (15/2016). Mereka disambut warga dan aktivis.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Sofri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sembilan petani wanita dari Gunung Kendeng tiba di stasiun Tawang Kota Semarang, Jumat (15/2016).
Mereka berangkat dari Jakarta, Kamis (14/4/2016) setelah kaki-kaki mereka dicor semen di depan Istana Merdeka Jakarta, 12 April 2016.
Tiba di Kota Semarang, mereka disambut hiruk pikuk oleh sejumlah aktivis Solidaritas Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (SMPPK) dan warga yang menolak pembangunan pabrik semen di Rembang, Jateng.
Petani wanita itu mendapat bunga mawar putih dari para aktivis dan warga. Mereka kemudian berpelukan dengan sanak keluarga. Suasana haru menyelimuti pertemuan tersebut.
Sebelumnya, ketika para perempuan Kendeng ini ada di Jakarta sempat ditemui oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Mereka sampaikan protes di seberang Istana Negara dengan mengecor kakinya menggunakan semen, Rabu (13/4/2016)..
Dalam kesempatan itu Teten mengatakan bahwa Presiden sudah mengetahui aksi protes dan tuntutan yang diajukan oleh petani-petani di Pegunungan Kendeng. Menurut penuturan Teten, Presiden Jokowi khawatir akan kondisi kesehatan sembilan petani perempuan tersebut. Jokowi pun meminta agar belenggu semen yang melingkar di kaki itu dibuka.
Permintaan Jokowi itu pun dipenuhi. Belenggu semen di kakiKartini Kendeng itu dibuka.
"Kami khawatir ibu-ibu sakit. Bapak Presiden juga khawatir," ujar Teten di seberang Istana Negara, Rabu (13/4/2016).
"Sekarang sudah dibuka dan saya berjanji akan agendakan pertemuan ibu-ibu dengan Pak Presiden," kata dia.
Lebih lanjut Teten mengatakan bahwa Pemerintah sudah mengetahui dan memahami persoalan yang ada di Pegunungan Kendeng. Dalam waktu dekat, Teten berjanji akan mempertemukan sembilan Kartini asal Kendeng tersebut dengan Presiden Joko Widodo.
"Saya atas nama pemerintah memahami betul permasalahan dari sedulur-sedulur di Kendeng," kata Teten.
Sebelumnya, sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini Kendeng, mendatangi Jalan Medan Merdeka Barat, seberang Istana Negara.
Panas terik matahari tidak menyurutkan niat Yu Sukinah, Martini, Siyem, Karsupi, Sutini, Surani, Ngatemi, Ngadinah dan Ripambarwati untuk menunggu Presiden Joko Widodo menemui mereka.
Mereka duduk berjajar, lengkap dengan busana kebaya dan topi caping. Kaki mereka masih dicor semen, sejak kemarin saat melakukan aksi protes di tempat yang sama.
Menurut Joko Prianto, pendamping "sembilan Kartini" sekaligus petani asal Rembang, aksi pengecoran kaki dengan semen ini merupakan simbol penegasan kepada Pemerintah bahwa hadirnya semen di wilayah pertanian pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, dapat memasung dan merusak sumber kehidupan.(*)