Dokter Boyke: Pelecehan Seksual Setiap Hari Aku Dapatkan
Pakar seksologi dan kandungan Dokter Boyke Dian Nugraha menyatakan pendidikan seks usia dini sangat penting mencegah terjadinya pelecehan pada anak.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar seksologi dan kandungan Dokter Boyke Dian Nugraha menyatakan pendidikan seks usia dini sangat penting mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak.
Diakuinya, dalam menjalankan profesinya setiap hari sering menerima laporan atau mendengar terjadinya pelecehan seksual.
"Pelecehan seksual setiap hari aku dapatkan," ucapnya dalam acara peluncuran buku "Adik Bayi Datang Dari Mana?: A-Z Pendidikan Seks Usia Dini" yang digelar di Hotel Grand Mahakam, Jalan Mahakam I, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/04/2016).
Pria berusia 59 tahun itu menjelaskan, pelecehan seksual pada anak sering terjadi di sekolahnya. Pasalnya, anak tidak mengetahui bahwa mereka dilecehkan.
Lebih jauh, pendidikan seks usia dini yang harus diberikan. Terutama mengenai organ-organ intim yang rawan dilecehkan seperti dada dan miss v (alat kelamin perempuan).
"Ingat, anak diperkenalkan pendidikan seks, ketika dia masuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), ketika dia masuk TK (Taman Kanak-kanak)," ucapnya, lantang.
"Karena di situ sudah mulai terjadi kemungkinan-kemungkinan pelecehan seksual, di situ lah monster-monster sudah mulai menunggu mereka. Monster, saya menyebut mereka monster, ya monster-monster anak," tambahnya, dengan nada berapi-api.
Alumni Universitas Indonesia itu juga menjelaskan, pendidikan seks usia dini juga penting untuk mencegah penularan penyakit mematikan seperti HIV/AIDS. Di Indonesia jumlah penderitanya sangat tinggi.
Tidak hanya pencegahan terhadap penularan penyakit HIV/AIDS, Aktor film "Drop Out" ini juga memaparkan, pencegahan angka kematian ibu yang melakukan aborsi, bisa dikurangi dengan cara memberikan pendidikan seks sejak dini.
Tantangan untuk memberi pendidikan seks memang berat. Sebab, hal itu berhadapan dengan norma ketimuran. Tapi ia yakin dengan bahasa kedokteran yang layak dan jauh dari vulgar, pendidikan seks bisa diterapkan kepada anak-anak.
Kalau pendidikan seks usia dini tidak diperjuangkan maka, lanjut dia, Indonesia akan mengalahkan Thailand dalam jumlah penderita HIV/AIDS.
"Anda bisa bayangkan, kita akan menggantikan posisi Thailand dengan jumlah penderita HIV/AIDS nomor satu di Asia-Pasifik. Pertumbuhan (jumlah penderita) HIV/AIDS paling besar." ucapnya.
Rinciannya, sekitar 40 persen sampai 60 persen remaja pernah melakukan hubungan seks. Kemudian data pelaku aborsi sekitar 2 sampai 3 juta orang. Selanjutnya, angka kematian ibu disumbang oleh aborsi yang cukup tinggi.
"Maka saya melihat, dengan pendidikan seks, mudah-mudahan masyarakat kita semakin terbuka. Mereka tidak malu-malu lagi sebagai ayah memberikan kepada anak laki-lakinya atau ibu kepada anak perempuannya, memberikan pendidikan seks sejak dini," tambahnya.
Itulah alasan mengapa dr Boyke meluncurkan buku berjudul "Adik Bayi Datang Dari Mana?: A-Z Pendidikan Seks Usia Dini". Tujuannya membantu masyarakat, khususnya para orang tua, dalam menyampaikan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anaknya.
Di buku tersebut terdapat dua bahasa. Pada lembar sebelah kiri bahasa dikhususkan untuk orang tua. Sementara lembar sebelah kanan untuk anak.
"Lembar untuk orang tua, bahasa disusun secara normal, seperti buku pada umumnya. Namun, lembar-lembar untuk anak, terdapat gambar-gambar kartun yang mudah dimengerti oleh anak, dan jauh dari kesan vulgar," terangnya.(*)