Sekjen PDIP Ungkap Sederet 'Rahasia' saat Megawati Menyelamatkan Ahok
"Ahok dihambat untuk menjadi gubernur menggantikan Pak Jokowi. Saat itu muncul agenda-agenda di parlemen (daerah)," katanya.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI (Partai Demokrasi Indonesia) Perjuangan Megawati Soekarnoputri menunjukkan perhatiannya kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Meskipun Ahok lebih memilih maju di Pilkada DKI Jakarta melalui jalur independen.
Hal tersebut dinyatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dalam kunjungannya ke Kantor Redaksi Tribunnews, Jl. Palmerah Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
Mengenakan seragam merah khas PDI Perjuangan, Hasto mengatakan, rasa sayang Megawati kepada Ahok ditunjukan dalam sejumlah peristiwa penting, di antaranya, saat Ahok dihambat pelantikannya sebagai Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo (Jokowi).
"Ahok dihambat untuk menjadi gubernur menggantikan Pak Jokowi. Saat itu muncul agenda-agenda di parlemen (daerah)," katanya.
"Maka Ibu Mega langsung mengundang Mas Tjahjo sebagai Mendagri untuk cerita, bagaimana Pak Ali Sadikin dilantik Bung Karno di Istana Negara. Maka jadilah, karena atas arahan ibu (Mega), Pak Ahok sebagai gubernur yang pertama yang dilantik di Istana Negara," tambahnya.
Kemudian, Ahok saat coba dimakzulkan oleh DPRD DKI Jakarta.
Bila PDI Perjuangan juga ikut melakukan impeachment maka Ahok dapat berhenti dari jabatannya.
Tetapi atas arahan Ibu Megawati, Pras (Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi) menjadi pelindung Pak Ahok dari impeachment tersebut.
Peristiwa penting lain saat kisruh pembahasan APBD DKI Jakarta. Pada akhirnya, APBD dapat disahkan meskipun penyerapannya memprihatinkan.
"Kemudian yang kedua, ketika Pak Ahok coba di-impeach oleh DPRD (DKI Jakarta). Kalau PDI (Perjuangan) mau, langsung selesai (lengser)," ujar Hasto.
"Tapi kemudian kan ibu (Megawati) memerintahkan, bahkan si Pak Pras untuk menjadi tim penyelamat, untuk menjaga sehingga Pak Ahok jadi tetap ya gubernur," lanjutnya.
Hasto juga menceritakan mengenai jabatan Wakil Gubernur DKI yang kosong ditinggalkan Ahok.
Saat itu, nama Boy Sadikin menguat untuk posisi tersebut.
Tetapi Ahok terlalu banyak berbicara kepada publik mengenai persoalan dengan Boy Sadikin.
"Pak Boy berbesar hati, sampaikan nama Djarot. Padahal menurut kami Ahok tidak memperhatikan aspek etika. Bagaimana Pak Boy memberikan rumahnya di Borobudur untuk pemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada," imbuhnya.
Selain itu, Ahok juga mendapat kue pertama dari Megawati Soekarnoputri saat Ketua Umum PDIP itu merayakan ulang tahun pada 23 Januari lalu.
Sesudahnya, Hasto menuturkan berbicara dengan Ahok mengenai masalah kepartaian.
Hasto bahkan menemui Walikota Bandung Ridwan Kamil yang namanya menguat di Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kemudian bertemu Ridwan Kamil, PDIP arahnya ke Ahok. Ternyata Pak Ahok ambil perorangan, itu kami hormati," ujar Hasto.
Namun Hasto mengaskan, bahwa PDI Perjuangan tidak bisa mendukung Gubernur Ahok dalam Pilkada 2017 mendatang, bila Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tetap ngotot mendaftarkan diri ke KPU melalui jalur perseorangan (independen).
"Clue-nya, kalau selama Pak Ahok menempuh jalur perseorangan, nggak mungkin kami memberikan dukungan," tegasnya. (*)