Saat Diberitahu Suaminya Tewas, Jumilah: Kok Kamu Selamat
Jumilah (57) terkejut ketika terbangun pukul 04.00 pagi, Sabtu (7/5/2016). Seseorang mengetuk pintu paviliun yang disewanya di Pulau Panggang.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jumilah (57) terkejut ketika terbangun pukul 04.00, Sabtu (7/5/2016).
Seseorang mengetuk pintu paviliun yang disewanya di Pulau Panggang.
Saat itu ada 7 orang lain bersama dia yang juga terbangun dengan kaget.
Mereka semua terheran-heran dan saling beradu pandang.
Jumilah yang akhirnya beranjak membuka pintu. Setelah si pengetuk mengucapkan Assalamualaikum.
Begitu pintu dibuka, Jumilah lagi-lagi terkejut. Sesosok laki-laki basah kuyup, terengah-engah dan kecapekan ada di hadapannya.
Laki-laki itu lekas menyerocos. Menyebut bahwa seluruh penumpang perahunya tewas karena perahu bocor, lalu tenggelam.
Lelaki itu bernama Abdul Wahab, pemilik perahu yang beberapa jam sebelumnya disewa oleh 7 lelaki asal Tamansari, Jakarta Barat untuk memancing di tengah laut Pulau Panggang.
Salah satu penumpang perahu adalah Andriyanto, suami Jumilah. Jumilah kaget, tapi dia justru beraksi lain.
Bukannya menangis, dia justru membentak Abdul Wahab.
"Kok kamu selamat, sementara yang lain tidak," kata Jumilah.
Abdul Wahab menjelaskan bahwa ia melompat dari kapal sebelum kapal benar-benar tenggelam.
Lalu dia berenang ke Pulau Panggang. Sementara ke-7 penyewa perahu tak ada yang bisa berenang.
Pagi itu juga, Jumilah yang akhirnya jadi kalut, lekas kalap menggedor semua warga di Pulau Panggang.
Dia mengetuk semua rumah dan memberitahukan musibah itu.
"Saya bangunkan semua," kata Jumilah kepada Wartakotalive.com.
Akibatnya seluruh warga terbangun, lalu jadi heboh gara-gara kabar itu.
Jumilah menceritakan, rombongan memang berangkat ber-15.
Tapi kemudian hanya 7 orang termasuk suaminya yang memilih memancing ke tengah laut.
Sedangkan yang lainnya memilih tidur di paviliun yang mereka sewa di Pulau Panggang.
Sejak awal Jumilah sudah tak setuju mereka berangkat dengan perahu itu.
Dari pertama sudah diketahui perahu bermasalah. Tapi kemudian dipaksakan juga sebab tak ada perahu pengganti.
Akibat peristiwa ini, 5 orang tewas, 1 masih hilang, dan 1 lainnya selamat. (*)