Siswi SMA Kebondalem Ciptakan Plastik Berbahan Biji Nangka
Diberlakukannya plastik berbayar memang sebuah langkah mendukung pelestarian lingkungan.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Diberlakukannya plastik berbayar memang sebuah langkah mendukung pelestarian lingkungan.
Hanya saja, sebagian masyarakat masih memilih membayar plastik daripada membawanya sendiri dari rumah.
Maka persoalan sampah plastik pun kembali muncul.
Melihat problematika tersebut, tiga siswi SMA Kebondalem Semarang mencoba mengkreasikan plastik ramah lingkungan.
Ya, siswi siswi ini ciptakan kreasi baru yaitu plastik berbahan biji nangka dan kulit pisang.
Plastik hasil kreasi ini masih diuji kelayakannya. Namun sudah ada hal positif yaitu mampu terurai dalam satu minggu setelah selesai pemakaiannya.
Ketiganya adalah Meliana Dewi, Aulia Felicia, Cornelia Jossefany, yang semuanya merupakan siswi kelas XI jurusan Ilmu Alam.
Awal langkah ketiganya mencoba membuat plastik ramah lingkungan dimulai dari hambatan program plastik berbayar yang dilaksanakan di beberapa minimarket hingga supermarket.
"Sebenarnya mendukung dengan program plastik berbayar, karena mengurangi limbah plastik, namun terkadang saya pribadi lupa membawa plastik sendiri dari rumah saat belanja. Jadi terpikir kalau misal plastiknya ramah lingkungan, kenapa tidak supermarket kembali memberikan plastik gratis kepada pelanggannya?" ujar Meliana Dewi ketika ditemui Tribun Jateng, Senin (9/5/2016).
Dari situlah ia mengajak Aulia, dan Cornelia yang memiliki pandangan sama untuk kemudian melakukan studi pustaka.
Dari situ ia melihat kandungan biji buah nangka memiliki kerekatan yang pas untuk menjadi bahan plastik.
"Kami kemudian membuat beberapa kali uji coba dengan mencampurnya dengan Gliserol, Tepung Maizena, Aquades, hingga asam asetat," ujar Aulia.
Setelah cairan dipanaskan dan tercampur mengental, cikal bakal plastik itu kemudian dijemur dan dipaparkan hingga menjadi lembaran plastik.