Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO: Kronologi Hidung Jenazah Pasien Hilang di RSUD Bantul

Ibunda Sari, Wakiah (49) sebelumnya meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul, sempat dirawat di sana empat hari.

Editor: Mohamad Yoenus

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL -- Kelopak mata Purwanti Sari (25) berlinang air mata, tatkala mengetahui jenazah ibunya yang baru saja meninggal, di bagian hidung sebelah kiri hilang dengan bekas sayatan yang teriris rapi.

Ibunda Sari, Wakiyah (49) sebelumnya meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul, sempat dirawat di sana empat hari.

Tapi nasib berkata lain, Wakiah yang harus mendapat perawatan karena mengeluh kepalanya sakit, nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal pada 30 Januari 2016.

Awalnya keluarga Sari menerima ikhlas kabar itu, namun yang menjadi keganjilan keluarga, yakni kondisi Wakiyah yang meninggal dalam kondisi tak wajar.

“Saya syok berat, kaget, kok bisa ibu saya (meninggal) seperti itu,” ulasnya, Kamis (19/5/2016).

Jenazah Wakiyah diketahui dalam kondisi tak wajar saat proses pemandian jenazah berlangsung.

Waktu itu, banyak warga kaget saat membuka kain penutup muka jenazah, dan mendapati bagian hidung sebelah kiri Wakiah sudah tak ada.

Berita Rekomendasi

“Karena saya tidak kuat (melihat kondisi ibu), saya langsung pergi ke dalam rumah, dan saya hanya bisa nangis,” ujarnya.

Wakiah merupakan warga Padukuhan Jragan, RT. 001, Desa Poncosari , Kecamatan Srandakan, Bantul.

Suaminya bernama Ismadi (58), dan memiliki dua anak bernama Purwanti Sari (25) dan Bagus Irwanto (20).

Tentu kepergian Wakiyah mengakibatkan kesedihan tersendiri bagi keluarga.

“Setelah ibu dimakamkan, saya hampir dua minggu enggak bisa tidur. Saya sedih, kenapa ibu saya meninggal dalam kondisi (jenazahnya) tak utuh,” ungkapnya.

Mengetahui kondisi ibunya meninggal tak wajar, Sari berupaya mencari tahu penyebab sebagian hidung sebelah kiri ibunya hilang.

Lalu ia mencoba mendatangi RSUD, namun dari sana ia tak mendapat jawaban yang semestinya.

“Saat saya tanya, mereka hanya jawab, ‘Kami (RSUD Bantul) minta maaf atas ketidaknyamanan pelayanan rumah sakit. Dan kami tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama’,” ceritanya.

Sari mendatangi RS sebanyak dua kali, yakni pada 9 Februari 2016 dan 16 Februari.

Namun karena jawaban yang diberikan pihak RS dinilainya tak masuk akan, akhirnya ia meminta bantuan kepada sejumlah pihak yang bisa mengadvokasi kasus yang menimpa keluarganya ini.

“Saya enggak ikhlas, karena kodisi ibu saya enggak utuh,” ujarnya.

Setelah mencari bantuan, akhirnya Sari berhasil mendapatkan bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Semesta (LBH Kita), dan dari Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) Cabang Bulaksumur Sleman.

“Saya hanya ingin tahu pelakunya siapa, dan tanggung jawab rumah sakit bagaimana,” ungkapnya.

Kini kasus yang menimpa keluarga Sari telah dilaporkan ke Polda DIY.

Sari berharap pelaku yang mengambil bagian hidung sebelah kiri ibunya tertangkap, dan yang bersangkutan dapat diberikan hukuman setimpal.

“Saya ingin pelakunya dihukum, supaya kejadian seperti ini tak terjadi ke masyarakat lainnya,” harapnya.

Hidung

RSUD Bantul Bantah Tudingan Dugaan Pencurian Cuping

Pihak RSUD Panembahan Senopati Bantul membantah tudingan adanya dugaan pencurian jaringan tubuh berupa cuping hidung pasien bernama Wakiyah.

Pihak direksi rumah sakit plat merah ini menyatakan perawatan maupun pemulangan jenazah sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO).

Kuasa hukum RSUD Panembahan Senopati, Suparlan menjelaskan, informasi adanya dugaan pencurian salah satu bagian tubuh pasien ini tidak benar.

Pasalnya, hilangnya cuping hidung pasien ini, tidak terkait dengan medis.

"Kalau cuping hidung ini, secara medis tidak bisa digunakan sebagai transplantasi atau hal lain. Jadi tidak benar informasi (pencurian) ini," jelas Suparlan dalam konferensi pers di RSUD setempat, Kamis lalu.

Suparlan menjelaskan, pihak RSUD Panembahan Senopati ini juga tidak mengetahui siapa yang menghilangkan bagian tubuh dari pasien ini.

Dia juga menyebut ada beragam spekulasi mengenai hilangnya bagian dari hidung ini.

"Kami tidak mengetahui pelaku (pencuriannya) apakah dari Rumah Sakit, pihak ketiga ataupun keluarga. Apakah hilangnya di RS dan rumah pasien juga belum diketahui," katanya.

Dalam hal ini, pihaknya masih menunggu hasil rekonstruksi dari Kepolisian Daerah (Polda) DIY.

Menurutnya, Polda DIY telah melaksanakan pra rekontruksi hingga ke kamar jenazah. Hanya saja, pihak Polda belum melakukan prarekontruksi saat pengiriman jenazah maupun di rumah almarhumah.

"Nantinya polisi yang akan mengungkap dan menangani hal ini," sebutnya.

Sesuai Prosedur

Suparlan menjelaskan, terkait dengan pengiriman jenazah ke ruang mayat pun sudah dilaksanakan sesuai dengan SPO.

Yakni, dari bangsal tempat dirawat, hingga ke kamar mayat pun ada pihak keluarga yang menyaksikan.

Bahkan, pihak keluarga pun juga ikut mengantar dan melihat jenazah hingga diantar ke ruang jenazah.

"Semua sudah dilakukan secara prosedur. Di SPO sudah jelas, saat penyerahan mayat diserahkan dan ditanda tangani. Selain itu juga ditunjukkan wajahnya," papar Suparlan.

Menurutnya, keluarga pasien pun seharusnya mengetahui karena dalam hal ini terus dilibatkan untuk mengecek kondisi jenazah.

Apalagi, kondisi jenazah saat berada di ruang kamar mayat hanya sebentar.

"Sesuai prosedurnya bisa diambil setelah dua jam. Jika administrasi selesai bisa diambil," katanya.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Panembahan Senopati, Yulius Suharta mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemulangan maupun pengecekan jenazah sesuai dengan SPO.

Dia juga menegaskan, selama di kamar mayat, tidak ada satu orang pun termasuk dokter yang boleh masuk.

"Kami telah bekerja sesuai dengan prosedur," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas