BPR Kesulitan Gaet Nasabah, Ini Kata Ketua Perbarindo
Persaingan dengan bank konvensional serta kurangnya literasi keberadaan BPR sebagai salah satu pengelola keuangan menjadi tantangan berat.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Timur, Rasni Gani
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Manajemen Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kesulitan menggaet nasabah.
Persaingan dengan bank konvensional serta kurangnya literasi keberadaan BPR sebagai salah satu pengelola keuangan menjadi tantangan berat.
Hal ini diungkapkan Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Dalmasius Panggallo, saat ditemui pada Media Gathering Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Hotel Aryaduta, Makassar, Rabu (25/5/2016).
Didampingi Senior Executive Vice President LPS Suharno Eliandy dan puluhan awak media se-kota Makassar, Dalmasius mengatakan tantangan paling mendasar yakni keberadaan nama BPR sendiri.
"Masyarakat belum familiar dengan BPR. Dikiranyan kami ada adalah perusahaan non bank yang hanya menyalurkan kredit bagi masyarakat," katanya.
Padahal, kata dia, pihaknya juga menawarkan tabungan yang cukup menarik bagi masyarakat juga merupakan sumber pengelolaan dana.
Selanjutnya, tantangan lain bagi BPR yakni program laku pandai dari pemerintah yang mewadahi agen untuk ke daerah menawarkan layanan bank.
"Program laku pandai ini sebenarnya menyasar segmen yang sama dengan kami makanya kita harus bersaing pula," katanya.
Dari sektor kredit, tantangan semakin besar dengan ketentuan single digit untuk bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh bank konvensional. "Segmen UMKM yang disasar KUR juga pasar kami," katanya.
Kendati demikian, ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan pihaknya.
Antara lain penerapan bunga kompetitif atau cenderung lebih tinggi untuk deposan dan tabungan. Diperkuat dengan bunga jaminan LPS 10 persen.
"Masyarakat bisa menyimpan dana dan tetap merasa aman karena ada jaminan dari LPS," katanya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.