Setelah Bripka Seladi, Muncul Aiptu Mustamin Polisi Jujur yang Nyambi Jadi Tukang Tambal Ban
"Orangtua saya berpesan, jangan pernah memakan uang yang tiak jelas," ujarnya.
Editor: Mohamad Yoenus
Salah satunya adalah ucapan keponakannya yang merasa malu melihat sang paman nyambi jadi tukang tambal ban.
"Dulu ada kemanakan saya, ia bilang malu lihat saya bekerja sebagai tukang tambal ban. Dia bilang polisi kok cungkil-cungkil ban, apa gajinya tidak cukup," kenang dia.
"Saya cuma bilang, kalau malu jangan lihat saya, silakan hina saya, yang penting jangan sakiti saya," ujarnya mengisahkan.
Mustamin yang akan pensiun dari kepolisian tahun depan ini, mengatakan sosoknya lebih banyak dikenal sebagai seorang tambal ban.
"Banyak yang sudah tahu, biasanya teman-teman polisi juga ke sini untuk tambah angin ban kendaraannya, kita selalu bercanda-bercanda," katanya.
Bagi dia, lebih baik menjadi seorang polisi tukang tambal ban, daripada menjadi oknum polisi yang kerap mengerjai masyarakat dengan melakukan pungli.
"Lebih baik saya begini, karena selama ini citra polisi di mata masyarakat itu sudah buruk, ada yang pungli dan sebagainya. Karena orangtua saya berpesan, jangan pernah memakan uang yang tiak jelas," ujarnya.
Ada tiga hal yang selalu dipegang teguh oleh Mustamin yaitu kejujuran, kesabaran dan melaksanankan segala perintah Allah.
"Jika kita jujur dan selalu menjalankan perintah Allah, kita pasti akan diberi jalan," ujarnya. (*)