Konsisten Membudidayakan Ikan Cupang Lampung
Ikan cupang memiliki nilai komoditas yang tinggi dan sangat menguntungkan. Terutama jika menjual ikan cupang berkualitas super.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Tobing, pelopor penjual ikan cupang di kawasan Ramayana, Bandar Lampung.
Ia memulai bisnis ikan hias bernama latin betta Sp itu, sejak tahun 1990-an. Saat itu hanya ada delapan pedagang ikan cupang di kawasan tersebut.
Awalnya banyak yang beranggapan bisnis ikan cupang tak menguntungkan. Harganya murah dan bukan untuk konsumsi.
Namun, ia menepisnya. Ia memutarbalikan anggapan bahwa ikan cupang memiliki nilai komoditas yang tinggi dan sangat menguntungkan. Terutama jika menjual ikan cupang berkualitas super.
Ikan cupang kualitas super harganya mencapai ratusan ribu rupiah. Jauh dari ikan cupang biasa yang dibanderol Rp 5 ribu.
“Banyak yang bilang kalau cupang itu ikan murah, memang benar. Tapi di sini menariknya menjual ikan cupang, karena dari segi nilai. Pedagang menjual ikan beragam mulai dari yang murah sampai harga tinggi dengan kualitas ekspor. Tidak banyak orang tahu," ucap Tobing.
Selama ini orang hanya tahu mereka menjual ikan cupang dengan pasar anak sekolahan. Padahal, mereka biasa mengekspor ikan cupang ke luar negeri.
Tobing memiliki penangkaran ikan cupang sendiri. Letaknya di dalam kios sederha berukuran 2,5 x 2 meter.
"Ya inilah pekerjaan saya dari dulu. Mengurus ikan cupang juga enggak sulit. Buktinya di tempat yang apa adanya seperti di dalam kios bisa menghasilkan. Walaupun tumbuh kembangnya agak kurang dan rentan dengan penyakit seperti jamur, karena ikan cupang dalam perawatannya membutuhkan sinar matahari yang cukup pula,” ucapnya sambil memijah anakan ikan.
Ia berharap para pedagang ikan cupang di Lampung dapat perhatian dari pemerintah. Sebab, bisnis ikan cupang potensinya sangat besar.
Alasannya, kualitas ikan cupang di Lampung bisa dibilang yang terbaik. Bahkan bisa bersaing dengan Kota Bogor. Pembelinya banyak yang datang dari luar daerah. Misalnya dari Pulau Jawa untuk dijual dengan harga yang lebih mahal lagi di sana.
“Inilah yang perlu dipahami oleh para penggemar ikan cupang khususnya di Lampung, kalau Lampung memiliki cupang kualitas terbaik,” katanya.
Salah satu cupang yang memiliki nilai jual tinggi adalah giant betta atau cupang raksasa. Andres merupakan satu di antara beberapa pedagang cupang yang membudidayakan dan menjualnya di Ramayana.
Berbeda dengan ikan cupang biasa, dari segi fisik, cupang Raksasa memiliki ukuran tubuh dua sampai empat kali lipat ukuran cupang biasa. Fisiknya non sirip. Rata-rata biasa mencapa panjang 7 sampai belasan sentimeter.
“Dari segi harganya juga jauh lebih tinggi. Yang masih anak saja kisaran umur tiga bulan, giant betta mencapai Rp 150.000. Yang kualitas super, dilihat dari ukuran badan, keindahan warna pada badan dan sirip bahkan bisa dihargai sampai jutaan rupiah,” ujar Andres.
Andres, Tobing, maupun teman-teman penjual ikan cupang di Ramayana memang berkonsentrasi pada pembudidayaan ikan cupang berkualitas untuk membesarkan nama Lampung.
“Kita mau Lampung juga bisa terkenal dengan kualitas ikan-ikan cupangnya, walaupun sekarang memang sudah terkenal di kalangan terbatas yang mengetahui saja secara bukan merakyat,”ujar Andres.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.