Melestarikan Terumbu Karang di Perairan Lampung
Kondisi terumbu karang di perairan Lampung banyak yang rusak.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoga Noldy Perdana
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Kondisi terumbu karang di perairan Lampung banyak yang rusak.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Lampung Underwater Community (LUC) berusaha melestarikan keindahan dunia bawah laut melalui konservasi terumbu karang.
Mereka melakukan kegiatan konservasi secara berkala. Saat ini pusatnya berada di Pulau Mahitam, Pesawaran.
Jenis terumbu karang yang jadi perhatian komunitas tersebut adalah Acropora. Mereka menggunakan media pipa PVC dan rak untuk menanam bibit terumbu karang. Setiap rak berisi 17 bibit.
Namun melestarikan perkembangan terumbu karang merupakan proses yang tidak mudah. Lebih dari itu, diperlukan pula monitoring secara berkala.
Monitoring dilakukan untuk menjaga bibit terumbu karang dari lumut-lumut serta tumbuhan kecil di sekitar bibit. Sebab, dapat mengganggu tumbuh kembang terumbu itu sendiri.
"Prosesnya memang tidak mudah, kita selalu periksa berkala selama setahun. Runutannya setelah ditanam, seminggu kemudian kita periksa, lalu sebulan kita monitor kembali, dan kembali kita periksa setiap tiga bulan sampai berjalan satu tahun lamanya. Setelah itu terumbu karang dapat dilepas dan kita menanam terumbu yang baru lagi,” tutur Humas Lampung Underwater Community, Kusbiyanti.
Bibit-bibit terumbu karang, mereka peroleh dari terumbu karang yang berada di laut melalui sistem stek.
Dalam kegiatan konservasi terumbu karang ini, LUC kerap berkolaborasi dengan instansi terkait seperti Bappeda, Pelindo II, dan perusahaan-perusahaan swasta.
LUC menginginkan terumbu karang khususnya yang ada di perairan Lampung dapat terjaga, bertumbuh kembang dengan baik.(*)