Jelang Berbuka Puasa, Rumah Abdul Hadi Nyaris Rata Dengan Tanah
"Api sudah membesar dari kamarnya, sudah ndak bisa apa-apa lagi kami. Di rumah semua anggota keluarga sudah ada, karena sudah mau berbuka puasa."
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Abdul Hadi (45), pemilik rumah yang terbakar di Komplek Sepakat Griya Utama No 31, Jl Sepakat 2, Pontianak Tenggara, Senin (6/6/2016) sekitar pukul 17.21 WIB, menuturkan beberapa saat sebelum kejadian tersebut, ia beserta enam penghuni rumah sedang bersiap-siap hendak berbuka puasa di ruang tengah.
"Yang lihat adanya api itu istri saya, apinya dari kamar anak saya yang nomor 2, Rahmat Ismail," ujarnya usai memadamkan sisa-sisa bara api.
Rahmat menurut kisah Abdul Hadi, saat itu memang sempat terlihat masuk ke kamarnya, di duga di kamar, ia menghidupkan kipas angin.
Tak lama Rahmat keluar kamar, sekitar sepuluh menit kemudian api terlihat sudah membesar dari kamarnya.
"Api sudah membesar dari kamarnya, sudah ndak bisa apa-apa lagi kami. Di rumah semua anggota keluarga sudah ada, karena sudah mau berbuka puasa," jelasnya.
Di rumah tersebut menurutnya, dihuni ia dan istrinya, Rukiah (40), kemudian tiga anaknya dan dua orang anak kos yang menghuni kamar di lantai dua.
"Kejadiannya sangat cepat, karena rumah saya itukan dinding dan lantainya itu semua pakai dilapis dengan bahan kayu. Api langsung naik ke atas, cepat sekali mengejar ke lantai dua," terangnya.
Lanjutnya, anaknya Rahmat diduga menghidupkan kipas angin, yang sepertinya kipas angin tersebut sudah dalam keadaan agak rusak.
Selain menghidupkan kipas angin, di duga di kamar Rahmat, ada yang menyalakan obat nyamuk bakar.
"Mungkin karena keadaanya terlalu panas, kipas tersebut menimbulkan api. Kayaknya sih, tadi itu saya lihat antara dua, antara obat nyamuk bakar dan kipas angin. Tapi kayaknya karena ini siang, ndak menghidupkan obat nyamuk," tegasnya.
Abdul Hadi masih terlihat basah kuyup, ia tampak tak mengenakan baju dan hanya mengenakan celana pendek berwarna merah yang terlihat basah.
Ia menambahkan, selain kursi di ruang tamu dan barang yang bergerak, tak ada lagi harta bendanya yang dapat diselamatkan.
"Ndak ada, selain kursi. Pokoknya yang bergerak bisa, yang tidak bergerak tidak ada sama sekali yang bisa diselamatkan, habis, TV tiga unit, kulkas kemudian perabot lainnya habis," paparnya.
Pakaian pun tak dimiliki Abdul Hadi lagi, ia hanya menunjukkan celana pendek basah yang dikenakannya.
"Nggak ada, hanya inilah yang saya kenakan," sambungnya. (*)