Laporan Videografer Tribunpekanbaru.com, David Tobing

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Ratusan tenaga medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad dan Petala Bumi, melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup mulut di depan Kantor Gubernur Riau, Rabu (27/7/2016).

Mereke menuntut Pemerintah Provinsi Riau segera meninjau kembali Peraturan Gubernur (Pergub) Riau Nomor 12 Tahun 2016.

Pasalnya, Pergub tersebut tidak saja merugikan para pekerja medis di rumah sakit yang ada di Riau, tetapi juga bertentangan dengan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya.

Juru bicara aksi, Burhanudin mengatakan pasca-keluarnya Pergub No.12 Tahun 2016 itu, para pegawai diberikan dua pilihan kepada karyawan fungsional maupun non-fungsional .

Pilihan tersebut yakni, menerima Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) 100 persen tanpa menerima jasa pelayanan, atau pilihan kedua menerima TPP 50 persen dengan jasa pelayanan.

Adanya Pergub itu telah mengurangi hak yang seharusnya diterima oleh para pegawai medis.

Apalagi, jasa layanan merupakan hak dasar yang diterima oleh para pegawai medis di seluruh rumah sakit di Indonesia, dan itu diatur dalam Undang-undang, peraturan Menteri Kesehatan hingga Pergub.

Dia mengaku khawatir pengurangan hak tersebut justru malah akan berdampak pada kinerja dan layanan dari para petugas medis di rumah sakit.

Ditanya apakah pelayanan rumah sakit tidak terganggu dengan aksi itu, Burhanudin mengklaim jika pelayanan di dua rumah sakit tetap berjalan karena ada beberapa petugas medis yang memang tetap bertugas khususnya ruang IGD atau gawat darurat dan melayani para pasien di rumah sakit.

Pantauan tribun di lapangan, para pengunjuk rasa bertahan hingga lebih kurang 2 jam lebih, dan berharap agar Gubernur Riau Andi Racman datang menemui mereka. (*)