Simulasi Latihan Perang TNI di Danau Toba Jadi Tontonan Warga Parapat
Atraksi itu jadi bagian acara penutupan hajatan Masyarakat Adat Batak dan Rapat Kerja Nasional Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI).
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Masyarakat Kota Parapat menikmati atraksi terjun payung TNI di Danau Toba, Minggu (31/7/2016).
Atraksi itu merupakan rangkaian penutupan hajatan Masyarakat Adat Batak dan Rapat Kerja Nasional Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI), yang berlangsung sejak Jumat, (29/7/2016).
TNI menyuguhkan simulasi latihan perang yang dilakukan di Danau Toba. Ini juga upaya TNI supaya lebih mendekat kepada masyarakat.
"Sesuai arahan pimpinan, TNI adalah rakyat, rakyat adalah TNI," ujar Asisten Operasi Pasmar II Jakarta Kolonel Marinir Asril Tanjung, Minggu (31/7/2016) di Parapat.
Asril menjelaskan, simulasi latihan yang dilakukan antara lain, mobilisasi serangan udara yang diperagakan tiga pesawat tempur TNI Angkatan Udara (AU).
Setelah itu, simulasi serangan dari udara ke darat dilakukan pasukan Amfibi Marinir. Di situ ada aksi paramotor.
"42 penerjun ikut terlibat dalam simulasi tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit, terjun freefall yang biasa dilakukan di laut kita lakukan di danau," katanya.
Kata dia, biasanya prajurit Marinir simulasi terjun payung ke laut pada malam hari. Nah, untuk kali pertama, mereka terjun payung ke Danau Toba.
"Simulasi yang dilakukan, bertujuan memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa TNI memiliki penerjun-penerjun handal untuk mengamankan NKRI," ujarnya.
Personel terjun dari ketinggian 6000 kaki dari permukaan Danau Toba. Para penerjun rata-rata memiliki jam terbang di atas 2000 lebih.
"Di samping melatih kemampuan, kita juga ingin meningkatkan animo masyarakat khususnya anak-anak. Apalagi yang bercita-cita jadi TNI, baik itu darat, laut dan udara. TNI siap untuk putra-putri daerah terbaik," tandasnya.(*)