Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNI Kembali Disandera, Pemerintah Indonesia Diminta Tuntut Filipina

Sebelumnya, Kepolisian telah merilis identitas WNI yang diculik di perairan Kinabatangan, Sabah, Malaysia, Rabu (3/8/2016).

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dapat menuntut Filipina untuk memenuhi kesepakatan tiga negara. Dimana, Indonesia, Malaysia dan Filipina memiliki kesepakatan untuk patroli bersama di titik rawan pembajakan.

Apalagi, warga negara Indoesia (WNI) kembali menjadi korban sandera kelompok bersenjata.

"Kita mesti menuntut Filipina untuk menjalankan kesepakatan secara benar. Jangan-jangan pemerintah Filipina memang sedang lemah. Kalau memang Filipina sedang lemah, Indonesia harus membuat Filipina mau untuk kita bantu," kata Anggota Komisi I DPR Elnino M Husein Mohi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Politikus Gerindra itu menilai Filipina belum mengakui bila militernya sedang lemah.

Sehingga, belum meminta bantuan negara lain menghadapi kelompok bersenjata.

"Filipina kan lagi gengsi saja ini, bilang masih kuat, mestinya dia mengakui bahwa dia nggak mampu, kalau dia nggak mampu, kita bantu, kan boleh dong kita bantu dia, cuma dia nggak mau militer kita masuk ke sana kan," katanya.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Nino percaya dengan tindakan yang dilakukan pemerintah menghadapi aksi pembajakan terhadap WNI.

Ia juga mencontohkan pemerintah Amerika Serikat yang tidak berkompromi terhadap aksi sandera.

"Ya itu kan Amerika, pemerintah bisa ikut Amerika‎ atau melakukan seperti kemarin. Kalau mau adil dengan semua yang disandera, bikin seperti yang lalu lah," tuturnya.

Sebelumnya, Kepolisian telah merilis identitas WNI yang diculik di perairan Kinabatangan, Sabah, Malaysia, Rabu (3/8/2016).

Komisaris Polisi Sabah Abdul Rashid menyebutkan penculikan oleh sekelompok orang bersenjata itu terjadi di sebuah kapal nelayan.

Kapal tersebut mengangkut tiga orang, yang terdiri dari seorang kapten kapal dan dua orang anak buah kapal (ABK).

Kapten kapal diketahui merupakan seorang WNI asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, bernama Herman Mango (30), yang menjadi korban penculikan.

Sedangkan, dua ABK tersebut diketahui bernama Aryanto Basrun (22) dan Muhamadin Ratin (26), yang keduanya berkewarganegaraan Malaysia.

Keduanya dibebaskan oleh sekelompok orang bersenjata itu dan melapor kejadian tersebut ke polisi.

"Insiden terjadi pada 3 Agustus, pukul 16.00 waktu setempat, saat orang-orang di kapal nelayan itu sedang menebar jala di laut," kata Rashid. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas