"Dosa-dosa" Ahok yang Dianggap Merusak Momentum Dukungan PDIP
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap telah merusak momentum dukungan yang diberikan PDI Perjuangan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap telah merusak momentum dukungan yang diberikan PDI Perjuangan.
Padahal, PDIP telah memperjuangkan Ahok dalam proyek kebangsaan.
"Ini ekstraksi kebangsaan. Pak Ahok waktu itu kita jadikan proyek kebangsaan ini. Hanya saja dalam prosesnya Pak Ahok merusak semua momentum itu," kata Wasekjen PDIP Ahmad Basarah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Basarah menjelaskan momentum di mana Ahok merusak hubungan dengan PDIP.
Pertama, Ahok mengultimatum Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar memberikan rekomendasi satu minggu untuk pasangan Ahok-Djarot.
"Kalau enggak dia ikut jalur independen. PDIP tentu menjaga marwah kan, tidak mungkin seorang Ahok bisa mengintimidasi Bu Megawati Soekarnoputri, kita abaikan permintaan dia," katanya.
"Dia bikin jalur independen, perseorangan. Kemudian dia meminta PDIP mendukung calon perseorangan, ini juga tidak mungkin. Ini menurunkan marwah dan derajatnya PDIP. Tidak mungkin kita lakukan," tambahnya.
Basarah menceritakan Ahok lalu bertemu satu mobil dengan Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menko PMK Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Di situ melaporkan bahwa dia sudah memilih jalur partai politik. Bu Mega karena dia ketua umum partai politik yang membangun sistem kelembagaan demokrasi di PDIP ini, responsnya normatif, PDIP punya mekanisme," tuturnya.
Basarah mengatakan, Ahok seharusnya menangkap sinyal Megawati ketika memberi pernyataan dalam pertemuan tersebut.
Ahok bila ingin diusung dan didukung PDIP harus mendaftar melalui DPP.
"Tapi besoknya dia tiba-tiba membuat pernyataan, partai politik jangan sombong. Dilanjutkan lagi dengan pernyataan dia akan mendaftar lewat tiga partai politik dan tidak menunggu dukungan PDIP," katanya.
Dengan melihat pernyataan tersebut, Basarah melihat Ahok telah mengambil keputusan untuk tidak bersama-sama dengan PDIP di Pilkada 2017.
"Jadi dengan demikian skenario Pak Ahok-Djarot, menurut saya sudah digugurkan sendiri sama Pak Ahok," tuturnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.