Klenteng Cokro Kirab Empat Dewa
Empat rupang dewa diarak melewati Jl Pandegiling, Jl Imam Bonjol, Jl Kartini selanjutnya kembali ke klenteng.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya, Ahmad Zaimul Haq
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Memperingati ulang tahun klenteng cokro ke-97, Klenteng Hong San Ko Tee atau dikenal sebagai Klenteng Cokro di Jl. HOS Cokroaminoto, Surabaya, kembali menggelar kirab akbar memperingati kesempurnaan para dewa
Empat rupang dewa diarak melewati Jl Pandegiling, Jl Imam Bonjol, Jl Kartini selanjutnya kembali ke klenteng.
Keempat dewa itu adalah, Kong Tik Tjoen Ong, Dewi Kwan Im, Mak Co atau dewa laut dan Kwan Kong atau dewa bumi.
“Kirab kami gelar sebagai bentuk rasa syukur kepada para dewa yang telah mencapai kesempurnaan. Umat akan mengarak patung dewa keluar dari klenteng melalui rute-rute yang telah ditentukan dan kembali ke klenteng,” ungkap pengurus Klenteng Cokro, Juliani Pudjiastuti usai acara.
Ada ritual unik pada posesi kirab. Disetiap perempatan, empat tandu berisi empat dewa berhenti.
Empat tandu yang dibopong delapan orang itu memutar ke arah kanan sebanyak tiga kali.
Tandu mini itu tampak berat. Para pembopongpun tampak tersengal-sengal saat melakukan putaran.
"Biasanya, berat tandu berasal dari dewa itu sendiri. Kecepatan putaran juga diatur oleh dewa. Sehingga tampak oembawa tandu tergopoh-gopoh. Tujuannya adalah untuk membuka jalan yang lebih baik dimasa depan" lanjut Juliani. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.