Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengedar Narkoba Ditembak Mati di Apartemen Puri Park View, Sering Membawa PSK

Tiap sepekan sekali atau dua kali, Goxka kerap membawa pekerja seks komersial (PSK) ke unitnya.

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Suara tembakan meletup 3 kali di unit nomor 8 lantai 12 tower A Blok AB Apartemen Puri Park View di Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (20/10/2016) siang.

Goxka Mawalde (26), WN Nigeria, melawan 6 aparat BNN di dalam unit tersebut.

Saat melawan, Goxka yang berbadan besar dan berotot tengah diinterogasi untuk menunjukkan sabu yang ia simpan di sana.

Tapi ia justru menyerang petugas dan hendak merebut senjata api aparat. Pergumulan terjadi. Begitu Goxka memberi jarak, petugas cepat menembaknya.

"Ditembak di dada sebanyak dua kali," kata Deputi Pemberantasan Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN) kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com, Kamis (20/10/2016) siang, hanya 2 jam usai aksi penembakan itu.

Tapi Goxka tak lekas rubuh. Dia terus melawan petugas selama nyaris 10 menit.

Berita Rekomendasi

Bergelut mencoba merebut Senpi. Tembakan ketiga pun terpaksa diletupkan. Barulah Goxka lumpuh. Dia tewas seketika.

Saat Goxka tewas, di unit apartemen itu ada dua wanita, salah satunya pacarnya yang juga baru diringkus petugas BNN bersama Goxka.

Serta ada pula seorang rekannya, Joseph Isaach Onyikeh yang baru sehari di Jakarta. Dia juga datang membawa sabu.

Armand menjelaskan bahwa Goxka sudah menjadi target operasi BNN sejak tahun 2015 lalu.

"Dia sudah terlacak dari tahun lalu. Tahun 2015 itu dia kami ketahui sebanyak empat kali membawa sabu masuk ke Indonesia," kata Armand.

Bahkan dia sudah 3 kali dibuntuti dan nyaris tertangkap, tetapi selalu lolos. "Ini keempat kalinya dia terlacak," ujar Armand.

Goxka terlacak berada di sebuah perumahan di Binong, Karawaci, Tangerang, Kamis (20/10/2016) pagi.

Aparat BNN lalu meluncur ke perumahan tersebut dan menggerebek rumah Goxka.

Di sana petugaa mendapati Goxka sedang bersama 2 wanita, Fath (pacarnya) dan AL (rekan Fath).

Saat digerebek, Goxka mencoba membuang sabu ke toilet. Tapi bisa lekas direbut petugas. Sabu itu seberat 150 gram.

Ketiganya pun diringkus dan dibawa ke apartemen Puri Park View yang disewa Goxka.

"Kami mau cari apakah ada barang bukti lain di apartemen tersebut," kata Armand.

Tapi di apartemen, ternyata ada rekan Goxka yang baru sehari di Jakarta, Joseph Isaach Onyikeh.

Saat apartemen didobrak Yoseph sempat bersembunyi di dalam kamar, tapi ketahuan. Setelah itulah baru penembakan terjadi karena Goxka melawan ketika diinterogasi.

Onyikeh diringkus dengan barang bukti sebutir pil seukuran jempol berisi sabu. Di perutnya masih ada pil serupa yang belum ia keluarkan.

Akibat aksi ini, suasana apartemen jadi hiruk pikuk. Penghuni berkumpul dan memadati lobi. Sebagian besar memotret dan mengambil video dengan ponsel masing-masing.

Saat jenazah Goxka dibawa turun dengan kantong mayat, penghuni memasang muka takut dan menjauh.

Sering Mabuk

Zulfansyah (25), sekuriti di tower tersebut, menceritakan bahwa Goxka sehari-hari seperti orang tak punya kerjaan.

Dia menyewa apartemen itu dari agen. Atas namanya sendiri. Dan sudah 6 bulan ini disewa.

Di pagi dan siang hari, lelaki itu lebih sering berada di unitnya. Dia baru keluar pada malam hari.

"Pakai motornya kalau keluar," kata Zulfansyah kepada Wartakotalive.com, sore tadi.

Lalu kembali tengah malam dalam kondisi mabuk. Apabila mabuk Goxka kerap mengganggu penghuni. Dia sering menggoda perempuan di sana.

"Kami tegur dia kalau sudah mabok pasti. Reseh soalnya," kata Zulfansyah.

Kemudian tiap sepekan sekali atau dua kali, Goxka kerap membawa pekerja seks komersial (PSK) ke unitnya.

"Banyak yang dia bawa," kata Zulfansyah.

Sementara pacarnya, Fath, justru agak jarang datang ke apartemen.

Sedangkan penghuni apartemen menyebut bahwa memang ada banyak pria Afrika tinggal di sana.

Pekerjaannya sebagian besar tak jelas. Hanya ada beberapa yang kelihatan punya rutinitas normal.

Anton (60), salah seorang penghuni mengaku tak terganggu dengan keberadaan pria-pria Afrika itu.

Dia hanya mulai terganggu apabila mereka mulai mabok dan menggoda perempuan.

"Tapi banyak juga yang baik. Menyapa normal begitu ada juga. Banyak juga yang baik," kata Anton. (*)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas