Ungkapan ‘masa muda adalah masa yang tepat untuk bersenang-senang’ nampaknya tidak berlaku bagi pengusaha muda bernama Muhammad Khairul Apriatama.

Siapa sangka, mahasiswa tingkat akhir di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta ini mampu merintis empat usaha secara bersamaan di usianya yang belum menginjak angka 25 tahun.

Langkah ini bermula setelah ia melihat ritme kerja perusahaan di tempat ia magang yang tak sesuai harapannya.

Saat itu juga ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri dan tidak mau bekerja dengan orang lain.

“Setelah itu saya berpikir lebih baik menggaji karyawan, daripada menjadi karyawan,” tuturnya.

Di akhir 2015, ia mengawali bisnis di bidang fashion bersama salah satu saudaranya. Dengan bermodalkan uang tabungan yang dimilikinya, cowok yang akrab disapa Tama ini berani mencoba peruntungan dengan membuka bisnis fashion kecil-kecilan bernama Arka Batik Jogja dan MIB Fashion, yang bergerak di bidang batik serta busana wanita.

Meski bukan perkara mudah, perlahan tapi pasti usahanya mulai berkembang dan diminati publik.

Tak puas sampai disitu, cowok asal Lombok ini mengembangkan bisnisnya di bidang kuliner. Ia menganggap bisnis kuliner merupakan bisnis yang tak ada matinya.

Hingga pada awal 2018, Tama membuka dua bisnis kuliner bernama Cerita Katsu dan Cerita Gule yang hadir perdana di Yogyakarta.

Hal ini sejalan dengan hobi memasaknya yang sering ia lakukan di sela-sela kesibukannya.

Menjalankan keempat bisnisnya secara bersamaan tanpa menyampingkan urusannya sebagai mahasiswa tingkat akhir memang terdengar sulit.

Namun, menurutnya hal itu bukan menjadi halangan untuk mendulang kesuksesan di usia muda.

Tama menyadari dalam berbisnis banyak keluh kesah yang ia rasakan, seperti mempertahankan komitmen dan kesiapan mental meski sedang sepi pembeli.

Tama berpesan kepada generasi milenial yang ingin berbisnis, bahwa seorang entrepreneur sejati harus menikmati proses berbisnis yang sering kali naik dan turun.