Cemburu dalam Hubungan Percintaan, Wajar Nggak Sih?
Cemburu sering kali hadir pada setiap pasangan. Beberapa orang menganggap cemburu merupakan sikap yang wajar,
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Cemburu sering kali hadir pada setiap pasangan. Beberapa orang menganggap cemburu merupakan sikap yang wajar, tapi cemburu yang berlebihan malah membuat hubungan berakhir kandas.
Cemburu lahir dari perasaan ketakutan akan kehilangan orang yang disayang. Ada pula cemburu yang lahir dari perasaan merasa insecure sehingga selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Gale Encyclopedia of Psychology menyatakan, cemburu merupakan kombinasi dari reaksi emosional yang di dalamnya terdapat perasaan takut (fear), marah (anger), dan kecemasan (anxiety). Perasaan cemburu hadir di generasi milenial yang berada pada fase bucin (budak cinta).
Sekadar informasi, perasaan cemburu gak hanya hadir dalam hubungan asmara loh, pada hubungan pertemanan cemburu bisa berbentuk berupa perasaan takut kehilangan teman terdekat, atau ditinggal sendiri oleh teman terdekatnya.
Menurut Buunk (1997) pada Family Violence Across the Lifespan mengategorikan cemburu dalam 3 jenis, yaitu reactive jealousy, anxious jealousy, dan preventive jealousy. Dari ketiga jenis ini memiliki dampak yang berbeda pada sebuah hubungan.
1. Reactive Jealousy (kecemburuan reaktif)
Merupakan perasaan cemburu yang normal, di mana kita mengetahui pasangan melakukan flirting dengan orang lain berdasarkan fakta. Sehingga kita sering meluapkan perasaan marah atas tidak berkomitmennya pasangan terhadap hubungan yang dijalani.
2. Anxious Jealousy (kecemburuan mencemaskan)
Jenis cemburu ini jika diartikan dalam bahasa gaul, yaitu perasaan negative thinking terhadap pasangan tanpa ada fakta yang jelas. Misal, jika pasangan tak menjawab pesan, maka kita berpikir bahwa ia sedang berselingkuh atau bersama dengan orang lain di luar sana.
3. Preventive Jealousy (kecemburuan posesif)
Ini adalah jenis cemburu ketika kita memiliki perasaan tidak terima saat mengetahui pasangan bergaul dengan lawan jenis. Maka dari itu, cemburu ini sering disebut sebagai “possessive”.
Pada tahap selanjutnya, cemburu jenis ini bisa melakukan perilaku buruk seperti stalking smartphone hingga media sosialnya. Tak hanya itu, jenis kecemburuan ini dapat memicu toxic relationship berupa kekerasan dalam hubungan jika dibiarkan berlarut.
Tribunners, dari ketiga jenis cemburu ini, menurut Adam Davis peneliti bidang psikologi, dikatakan bahwa anxious jealousy merupakan cemburu yang paling tidak sehat sehingga dapat merusak hubungan jika terus menerus selalu berpikiran negatif tanpa disertai oleh fakta.
Tapi jangan khawatir menurut Pines & Aronson (1992), perasaan cemburu juga juga menghasilkan hal-hal yang positif seperti kegembiraan, cinta dan merasa hidup dalam suatu hubungan. Cemburu juga menghasilkan hubungan yang semakin dekat satu sama lain.
Jadi, cemburu itu wajar-wajar saja, asal jangan sampai merusak dirimu dan orang lain ya. (*)
Penulis: Siti Anisah Nabilah