News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Karena Diiming-imingi Indomie, Kesadaran Vaksinasi di Nigeria Meningkat Tajam

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Indomie membuat tingkat kesadaran vaksin di Nigeria meningkat tajam

TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang menyadari bahwa mi instan asal Indonesia bermerek Indomie populer di beberapa negara lain.

Dilansir Tribunnews.com dari Coconuts pada Rabu (14/11/2018), Nigeria menjadi salah satu negara penggila Indomie dan menjadikannya istilah umum untuk mi di kalangan anak muda di sana.

Bahkan, Nigeria memiliki iklan Indomie yang tayang di televisi.

Hal yang sama-sama dimiliki Indonesia dan Nigeria (sayangnya) adalah tingkat vaksinasi yang rendah untuk anak-anak.

Di Indonesia kekhawatiran bahwa dorongan vaksin campak pemerintah atau vaksin rubella menggunakan vaksin non-halal menyebabkan tingkat vaksinasi MR yang sangat rendah.

Baca: Kisah Rawand, Jauh-jauh Dari Irak ke Bandung Untuk Melamar Ternyata Sang Wanita Telah Bersuami

Sementara itu, di Nigeria ada boikot massal terhadap vaksin polio pada tahun 2003 karena adanya desas-desus vaksin berisi anti-kesuburan.

Hal ini yang menyebabkan kasus penyakit polio meroket di Nigeria.

Namun, negara ini telah mencoba untuk pulih dari kemunduran yang menghancurkan itu.

Setelah beberapa upaya, kampanye vaksinasi polio mereka sekali lagi menghadapi kemunduran besar tahun ini karena adanya desas-desus di media sosial, bahwa pria-pria berseragam tentara memvaksin anak-anak sekolah secara dipaksa dan menyuntik mereka dengan penyakit seperti cacar monyet.

Namun, pemerintah bagian Sokoto, yang bekerja sama dengan UNICEF, tampaknya telah menemukan solusi cemerlang untuk mendapatkan anak-anak dan orangtua di sana kembali ke program imunisasi polio mereka.

Sokoto dan UNICEF memanfaatkan kekuatan Indomie.

Seperti yang dilaporkan oleh The Nigerian Tribune, UNICEF dan pemerintah Sokoto membuat program vaksin Polio (FIPV) untuk anak-anak berusia lima tahun.

Dan sebagai iming-imingnya, anak-anak yang melakukan imunisasi akan diberi satu pak Indomie.

Aliyu Abubakar, seorang pejabat imunisasi lokal di daerah Duni-Shuni Sokoto, mengatakan bahwa strategi mobilisasi sosial Indomie bekerja lebih baik dari yang direncanakan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini