Ditutup Karena Mengandung Boraks, Karyawan Pabrik Kerupuk Jengkol Menjerit
Para karyawan tersebut sudah tak berkerja selama pabrik ini tak beroperasi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pabrik kerupuk jengkol di Jalan Kampung Pulo Harapan Indah RT 07 / RW 10 Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tampak sunyi sepi. Rumah industri yang berbahan baku tembok batako dengan atap asbes ini terlihat tak beroperasi.
Pintu gerbang pabrik yang berwarna cokelat pun tertutup. Saat Warta Kota mencoba menyambangi pabrik tersebut, ada suara orang yang menyaut dari dalam home industri ini.
Rupanya karyawan pabrik kerupuk jengkol ini yang sedang menggerutu di dalamnya. Mereka berkeluh kesah satu sama lain.
Luapan emosi terbersit begitu terdengar pilu. Para karyawan tersebut sudah tak berkerja selama pabrik ini tak beroperasi.
Pabrik kerupuk jengkol merk Rio memang tak beroperasi selama ada penggerebakan yang dilakukan pihak Kelurahan dan kepolsian setempat. Diduga pabrik tersebut menggunakan boraks dan bahan kimia yang membahayakan bagi kesehatan warga.
"Sudah sekitar seminggu pabrik ini tutup, dan kami pun menganggur," ujar Nurjanah satu dari karyawan pabrik kerupuk jengkol saat ditemui Warta Kota pada Senin (11/5/2015).
Mereka pun menjerit lantaran tak ada lagi pemasukan materi demi menyambung hidup. Satu per satu dari karyawan ini melepaskan uneg - unegnya.
"Saya aja bingung ini buat bayar kontrakan pakai apa. Pabrik tutup ya enggak dapat duit," ucap Yanti karyawan pabrik kerupuk jengkol terlihat sedih.
Yanti menuturkan para pekerja di pabrik ini digajinya dalam kurun waktu seminggu sekali. Menurut mereka, upah yang diperolehnya dapat mencukupi kelangsungan hidupnya.
"Saya juga harus menghidupi istri dan ketiga anak saya. Saya berharap masalah yang melanda pabrik ini dapat segera terselesaikan," kata Tio yang juga karyawan pabrik kerupuk jengkol.
Sayangnya si pemilik pabrik tersebut tak ada di lokasi. Menurut para karyawan, sangat besar kerugian yang dialami pabrik ini.
"Ruginya bukan hanya materi aja, kami - kami juga secara tidak langsung dirugikan dalam kejadian ini," ungkap Nurjanah.
Camat Cengkareng, Ali Maulana Hakim menyatakan dirinya mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa pabrik kerupuk jengkol ini ternyata hasilnya negatif tidak menggunakan boraks dan zat pewarna yang berbahaya.
Hal senada disampaikan dengan Kapolsek Cengkareng, Kompol Sutarjono, setelah dilakukan pemeriksaaan pembuatan kerupuk jengkol di rumah industri tersebut tak mengandung zat kimia berbahaya.
"Saya sudah mendapatkan laporan bahwa pabrik kerupuk jengkol tersebut hasilnya negatif menggunakan boraks," kata Sutarjono kepada Warta Kota pada Senin (11/5/2015). (Andika Panduwinata)