Sebenarnya Dari Mana Air yang Kita Minum?
Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Lebih dari 80% tubuh mereka terdiri dari air. Air kita butuhkan untuk minum, makan dan sebagainya.
Editor: Iswidodo
TRIBUNNEWS.COM- Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Lebih dari 80% tubuh mereka terdiri dari air. Air kita butuhkan untuk minum, makan, membersihkan diri, beternak, bertani, serta menyelenggarakan industri. Air berada dimana- mana.
Sebagai lautan, ia menempati hampir 2/3 dari luas permukaan bumi, dan memberi warna biru ketika bumi dipandang dari ruang angkasa.
Volume air laut lebih-kurang 97,2%, dan air tawar hanya sekitar 2,8 %. Dari jumlah air tawar yang ada di bumi, 2,41% di antaranya berupa es di kutub, dan 0,61% berupa airtanah. Sisanya dibagi menjadi air permukaan, air pelembab tanah, dan air yang terdapat di dalam atmosfer.
Lalu, dari berbagai macam air tersebut, yang manakah yang kita minum. Air yang dapat diminum, tentu saja yang bersih, yang berkualitas, dan yang memenuhi persyaratan bagi kesehatan.
Begitu eratnya hubungan antara kehidupan manusia dengan air, sehingga ketika manusia berulah, lingkungan air pun turut terusik.
Sejak terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke 14, jumlah penduduk dunia melonjak pesat seolah tak terkendali. Kini jumlah penduduk dunia mencapai lebih dari 6 milyar. Mereka semua memerlukan air bersih. Padahal jumlah air yang terdapat di bumi tidak bertambah.
Dahulu air bersih mudah didapatkan dari genangan-genangan dan aliran-aliran di permukaan, seperti danau dan sungai. Ketika itu air sungai yang jernih tidaklah sulit dijumpai.
Sungai memiliki potensi untuk membersihkan dirinya sendiri secara alamiah melalui siklus hidrologi. Pada masa itu air permukaan masih banyak digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia.
Namun sekarang kemampuan sungai untruk membersihkan dirinya sendiri sudah tidak ada lagi sejak menjamurnya industri yang membuang limbahnya ke sungai.
Ditambah pengetahuan bahwa air permukaan tidak memenuhi semua yang dibutuhkan dari air minum. Maka sejak itu berpalinglah manusia dari sumber air permukaan ke sumber di bawah permukaan, ialah airtanah atau groundwater.
Airtanah menempati ruang-ruang kosong yang ada di dalam tanah atau batuan. Pada tanah dan batuan yang berpori-pori, airtanah dapat berada di ruang antar butir. Tetapi pada batuan yang pejal dan keras, pada umumnya airtanah sulit menempati ruang antar butir. Hal ini disebabkan diameter pori-pori batuan yang pejal lebih kecil dari diameter molekul air, sehingga air tidak dapat memasukinya.
Namun demikian, jika batuan yang pejal tadi mempunyai retakan-retakan atau berongga-rongga, maka airtanah akan menempati celah-celah dan rongga-rongga tersebut.
Airtanah, meskipun jumlahnya tidak sebanyak es dan air laut, pada saat ini merupakan sumber air bersih yang dianggap paling potensial. Sebagian besar penduduk dunia meminum airtanah. Kita dapat memperoleh airtanah dengan cara mudah dan relatif murah. Tentu saja dari pada mencairkan es di kutub, atau menyuling air asin di lautan yang membutuhkan biaya mahal.
Terbentuknya airtanah bermula dari air hujan yang jatuh ke bumi meresap ke bawah permukaan, kemudian karena pengaruh gaya gravitasi bergerak secara vertikal menembus lapisan-lapisan tanah
menuju zona jenuh. Ketika air tersrebut masih berada di zona tak jenuh disebut air meteorik, namun setelah mencapai zona jenuh, namanya berubah menjadi airtanah.
Pada zona tak jenuh, sebagian ruang poripori terisi air, sedangkan sebagian lainnya berisi udara. Di bawah zona tak jenuh, terdapat Zona Jenuh, yaitu zona yang seluruh pori-pori dan rongga- rongganya sepenuhnya terisi air.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.