Sebenarnya Dari Mana Air yang Kita Minum?
Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Lebih dari 80% tubuh mereka terdiri dari air. Air kita butuhkan untuk minum, makan dan sebagainya.
Editor: Iswidodo
Di antara zona jenuh dan zona tak jenuh terdapat zona kapiler, yaitu suatu zona dimana molekul-molekul air merambat naik melalui pipa-pipa kapiler. Zona jenuh dan zona tak jenuh dibatasi oleh sebuah bidang imajiner yang disebut bidang permukaan airtanah (groundwater table).
Ketika kita menggali lubang untuk membuat sumur, sebelum lubang galian kita menembus groundwater table, kita tidak akan mendapatkan air. Permukaan air sumur akan sama dengan muka airtanah di sekitarnya.
Anda pasti pernah mendengar berita tentang semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur. Air yang bercampur dengan lempung dan panas tersebut berasal dari batuan yang sangat dalam. Air ini berumur tua, ia terjebak di dalam sedimen bersamaan dengan proses pembentukan batuan tersebut.
Air dalam lumpur Lapindo dan sejenisnya disebut sebagai air formasi, atau air fosil. Disebut air fosil, karena umurnya tua dan terbentuknya mirip dengan pembentukan fosil. Air seperti ini banyak terdapat di lapangan minyak bumi.
Air fosil pada umumnya mempunyai kandungan garam yang sangat tinggi. Apabila air formasi keluar ke permukaan dan selanjutnya terlibat kembali di dalam daur hidrologi, berarti ia mengalami permudaan, atau peremajaan, atau rejuvenasi.
Keluarnya air fosil ke permukaan dapat melalui proses semburan, karena air formasi seringkali mengandung gas dengan tekanan
cukup tinggi. Air fosil sebaiknya tidak diminum, karena selain mengandung garam dan unsur-unsur yang konsentrasinya melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Depkes, KLH, maupun WHO, air ini juga acap kali beracun.
Di alam banyak dijumpai keluarnya air formasi ke permukaan, biasanya dibawa oleh tekanan gas. Masyarakat Jawa menyebutnya “air bleng”. Air bleng sering digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat kerupuk atau makanan lainnya. Hati-hati, seharusnya dilakukan penelitian terlebih dahulu terhadap komposisinya, jangan-jangan air tersebut beracun.
Dari Mana Asal Air Minum?
Pada saat kita pergi ke pegunungan, di lereng bukit dan kaki gunung sering dijumpai mata air, yaitu terturapnya airtanah ke permukaan.
Mata air dapat terbentuk melalui berbagai cara, antara lain bila bidang permukaan airtanah teriris oleh topografi atau oleh retakan dan patahan (sesar).
Di daerah berbatu gamping, apabila saluran sungai bawah tanah memotong lereng, akan terjadi pula mata air.
Air yang berasal dari mata air pada umumnya bersih, jernih dan segar. Secara fisik maupun kimiawi, rata- rata berkualitas baik. Hal ini disebabkan air tersebut telah mengalami penyaringan cukup intensif oleh butiran-butiran tanah dan batuan, bahkan menyerap mineral alami dari batuan-batuan tersebut.
Karena itulah, maka air dari mata-air banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air domestiknya.
Lingkungan kehidupan manusia terus berubah, air alami mengalami tekanan. Akibatnya keberadaan sumber air bersih semakin berkurang. Sebagaimana diketahui, persoalan air bersih dapat menimbulkan permasalahan kesehatan.
Menurut WHO (2006), dalam satu dekade terakhir, rata-rata 50.000 orang meninggal per hari karena penyakit yang berkaitan dengan air tak bersih. Agar alam tetap memberikan air bersihnya kepada manusia, maka jangan sekali-kali kita mendhalimi alam, justru mestinya melakukan pengelolaan yang baik dan pelestarian untuk menjaga ketersediaan air demi kelangsungan hidup manusia.
Penulis: Prof Dr Ir Sari Bahagiarti Kusumayudha MSc
Ahli hidrogeologi dari UPN Veteran, Yogyakarta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.