Tahun 2017, Mendikbud Genjot Penguatan Pendidikan Karakter
Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan termasuk penguatan peran pendidikan vokasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya membumikan nawacita melalui program-program prioritas pemerintah di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Selama dua tahun pemerintahan Kabinet Kerja, Kemendikbud meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 0,75 poin dari 68,8 pada tahun 2014 menjadi 69,55 pada tahun 2015, dengan indeks pendidikan meningkat sebesar 0,82 poin dari 60,18 menjadi 61,00 di tahun 2015.
Peningkatan IPM tersebut disebabkan oleh peningkatan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25+ dari 7,73 tahun menjadi 7,83 tahun pada tahun 2015 dan peningkatan rata-rata harapan lama sekolah yang meningkat dari 12,39 tahun menjadi 12,55 tahun pada tahun 2015.
Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan termasuk penguatan peran pendidikan vokasi sebagai langkah strategis peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa, serta menguatkan peran kebudayaan dalam pendidikan nasional sebagai upaya merevolusi karakter bangsa.
“Saat ini kita fokuskan pada peningkatan akses pada layanan pendidikan, menguatkan pendidikan vokasi sebagai langkah strategis untuk produktivitas dan daya saing, serta mejadikan kebudayaan menaungi pendidikan nasional sebagai upaya merevolusi karakter bangsa,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat(30/12/16).
Ditambahkannya, bahwa implementasi Penguatan Pendidikan Karakter(PPK) akan menjadi motor utama kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Sebagai upaya menguatkan pondasi mental generasi penerus, PPK harus disegerakan dengan perhitungan matang," ujar Mendikbud.
Sampai akhir tahun 2016, PPK telah diimplementasikan di 542 sekolah di 34 provinsi.
Penguatan 5 nilai utama karakter, diantaranya religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas pada 3 kegiatan inti (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler) akan menjadi praktik penerapan di sekolah percontohan PPK tersebut.
Ditargetkan sampai dengan 2020 seluruh sekolah di Indonesia telah menerapkan pendidikan karakter. Di tahun 2017 Kemendikbud akan melatih 1500 guru dan kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar lebih memahami program PPK.
"Salah satu dampak program PPK adalah pergeseran peran kepala sekolah yang lebih menjurus pada bidang manajerial, dan guru sebagai inspirator bagi peserta didik. Kepala sekolah menjadi teladan kepemimpinan dan mendukung ekosistem pendidikan di sekolah. Program PPK mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam penguatan pendidikan karakter di sekolah," ujar Mendikbud.
"Dengan prinsip gotong royong, sekolah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya bekerjasama untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berkarakter.Sejalan dengan nawacita dalam memperteguh kebhinekaan dan melakukan restorasi sosial Indonesia, pemerintah terus menguatkan peran kebudayaan dalam pendidikan nasional," tambah Mendikbud.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.