Di Desa Tasikmadu, Dana Padat Karya Digunakan untuk Bangun Kawasan Agropolitan
Desa Tasikmadu, Palang, Tuban, Jawa Timur, memanfaatkan Dana Padat Karya Tunai yang dikeluarkan oleh Kamendes PDTT
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Nurmulia Rekso Purnomo
Laporan Wartawan TribunNews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUN-VIDEO.COM, JAWA TIMUR- Desa Tasikmadu, Palang, Tuban, Jawa Timur, memanfaatkan Dana Padat Karya Tunai yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kamendes PDTT).
Dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur pendukung Kawasan Agropolitan.
Desa Tasikmadu telah mengalokasikan dana desa sebesar Rp 172 juta untuk membangun paving blok tempat parkir taman wisata belimbing dengan total volume 852 m2.
Sebanyak 25-30 pekerja dari warga miskin dan pengangguran terlibat dalam pembangunan tersebut.
Dengan target pengerjaan selama 30 hari, upah yang diterima para pekerja yakni tujuh puluh lima ribu hingga delapan puluh lima ribu (rupiah). Ini harus dilakukan secara swakelola," , ujar Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Taufik Madjid, saat meninjau langsung proyek pembangunan di Desa Tasikmadu, Jumat (9/3/2018).
Selain paving blok, Desa Tasikmadu juga memanfaatkan dana desa dengan skema padat karya tunai untuk pembangunan drainase.
Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah
Baca: Mereka yang Lolos Jadi Anggota Polri
Pembangunan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 77 juta, dari total nilai tersebut sebanyak Rp 35 juta dialokasikan untuk upah pekerja dengan jumlah pekerja yang terlibat yakni 20 orang.
Taufik menambahkan, pemerintah akan turun langsung ke daerah untuk meninjau pelaksanaan padat karya tunai.
"Untuk evaluasi program, kami tiap saat akan dan telah melakukan tinjauan lapangan. Kami juga meminta pendamping desa bersama kepala desa menjaga secara konsisten padat karya tunai ini. Harapannya desa-desa lain mengikuti pola yang sama," ujar Taufik.
Kawasan Agropolitan Belimbing Desa Tasikmadu sendiri mulai dikembangkan menjadi Kawasan agrowisata sejak tahun 2017 lalu.
Setiap satu hektar pada lahan seluas 25 hektar tersebut, ditanami 300 tanaman, yang dikelola oleh kelompok tani yang berjumlah 32 orang.
Simak videonya di atas(*)
TONTON JUGA: