News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asian Para Games 2018

Raja Sapta Oktohari: Marchandise Asian Para Games Hanya dijual di Sekitar Venue

Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Sapta Oktohari

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua panitia pelaksana Asian Para Games (Inapgoc), Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa marchandise Asian Para Games 2018 hanya dijual di sekitaran venue pertandingan.

Hal itu ia katakan seusai acara launching marchandise dan penandatanganan beberapa sponsor di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

“Hari ini kami mengadakan press conference mengenai marchandise bahwa nanti di zona-zona yang telah kami siapkan di GBK itu ada dua zona, zona inspirasi dan zona semangat. Di dalamnya akan ada marchandise atau superstore yang kita tepatkan di venue-venue asian para games 2018, jadi kami sengaja tidak dirikan store di mall-mall tapi kita menempatakn di venue-venue, kenapa? Karena yang kalau kita sebar ditempat lain di venue utamanya malah habis,” jelas Okto.

Baca: Begini Tanggapan Ridwan Kamil Terkait Sanksi Persib Bandung

Marchandise yang dijual antara lain, maskot Momo seharga Rp250 ribu, T-shirt Rp300 ribu, tas pingganng Rp300-400 ribu, Topi Rp250-350 ribu, Jaket Rp350-550 ribu dan gantungan kunci yang berkisar dari harga Rp50-125 ribu.

Sementara itu, mengenai kualitas barang Wakil Direktur Revenue dan Sponsorship Susan Asiani mengatakan bahwa Inapgoc memiliki tim khusus yang memastkan barang tersebut layak jual atau tidak.

“Kami ada tim khusus untuk memastikan barang-barang produksi sudah layak jual. Dari harga dan kualitasnya. Dipilih dulu baru ditaruh. Kita mendapatkan banyak banget yang kualitas,” ujarnya.

Seperti maskot Asian Games 2018: Bhin-Bhin, Atung dan Kaka, maskot Asian Para Games yang berupa elang bondol asli Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini