Sejak di berikannya fasilitas fiskal di bidang kepabeanan serta pelayanan di bidang cukai pada tahun 2013 sampai sekarang, Bentoel Group terus berkembang baik di pangsa pasar lokal maupun internasional. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian ekspor sampai saat ini menembus 16 miliar batang dengan nilai mencapai Rp 5,8 triliun.
Hasil ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung program ekspor pemerintah dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Presiden Komisaris Independen, Hendro Martowardoyo, mengatakan investasi Bentoel Group sendiri sudah mencapai Rp 5 triliun melalui pengadaan mesin-mesin produksi dan berbagai aset tetap.
“Perusahaan juga berinvestasi pada pembangunan Dried Ice Expanded Tobacco (DIET) dengan investasi sebesar Rp 293 miliar yang berada di Malang, kehadiran pabrik ini turut membawa nama Malang mendunia karena pabrik di Malang ini satu-satunya di Asia Pasifik," ungkap Hendro.
Hendro melanjutkan bahwa sampai tahun 2019 ini Bentoel Group telah memperluas ekspor produknya hingga ke 19 negara, termasuk ke negara Jepang dan Korea yang menerapkan standar yang sangat tinggi dan regulasi yang ketat terkait dengan produk tembakau.
”Perusahaan akan terus melanjutkan program-program pemerintah untuk mendukung ekspor yang pada akhirnya akan membantu pemerintah dalam mencapai target ekspor dan meningkatkan pendapatan negara dengan devisa yang masuk ke negara kita," ujar hendro,
Bea Cukai yang berfungsi sebagai trade facilitator dan industrial assistance akan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menunjang industri dalam negeri dan melindungi industri dalam negeri dari persaingan tidak sehat sehingga mampu bersaing dengan industri luar negeri.
“Terima kasih kepada Bea Cukai atas pemberian fasilitas Kawasan Berikatnya sehingga target tahun ini sebesar 10 miliar batang sangat mungkin tercapai,” tutup Hendro.