Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Melonjaknya harga cabai akhir-akhir ini memang betul-betul membuat susah pemerintah. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kamis (6/1/2011) mengakui pemerintah kesulitan dalam mengendalikan harga cabai.
“Untuk cabai, susah, tidak banyak yang bisa kami lakukan,” ungkap Mari.
Kesulitan menjaga stabilitas harga cabai ini, menurutnya, karena faktor anomali cuaca yang benar-benar sangat menganggu produksi dan distribusi komoditas ini. Akibat curah hujan yang tinggi, kerusakan terjadi terhadap produksi, baik disebabkan hama dan cuaca.
Mari menjelaskan, fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana agar tidak ada gangguan distribusi cabai itu sendiri.
“Dan beberapa hal mengenai cabai dari aspek produksi ada di Kementerian Pertanian, di antaranya menjaga cabai dari hama atau penyakit supaya tidak busuk, tidak kena hujan, menanam benih, menjaga ketahanan dan mendorong menanam cabai di halaman masing-masing,” kata Mendag.
Sebelumnya, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah sendiri tidak bisa berbuat banyak menyikapi kenaikan harga cabai yang tiap hari terus mengalami kenaikan.
Hatta mengaku, kalau kenaikan harga cabai yang sangat tinggi karena dipengaruhi oleh cuaca ekstrim yang melanda Indonesia dan belahan dunia lain. Di sejumlah wilayah, terutama di Jabodetabek, harga cabai kini menyentuh hingga Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg).
"Saya kira cuaca tidak menentu atau cuaca ekstrim mempengarui, mulai dari distribusi sampai produksi para petani. Produksinya kurang. Kita tidak bisa intervensi seperti operasi beras, minyak. Cabai kan tak bisa bertahan lama, cepat busuk, beda dengan beras atau minyak?," ujar Hatta saat ditemui di Istana Wakil Presiden seusai mengikuti rapat Transportasi Jakarta, Rabu (5/1 2011) kemarin.
Pemerintah Mengaku Menyerah
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anwar Sadat Guna
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger