TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembuat sekaligus mekanik mobil listrik dari Astra, Dasep Ahmadi, mengatakan, saat ini mobil listrik belum bisa berproduksi banyak. Pasalnya saat ini import pajak untuk pembelian spare part mobil listrik masih mencapai 15 persen.
"Produksi belum bisa bicara, karena pajak import masih 10 sampai 15 persen,"ujar Dasep Ahmadi, di gedung BPPT, Senin (16/7/2012).
Rencananya produksi dan pemasaran mobil listrik akan menunggu sampai tahun depan."Dipasarkan tahun depan, kita heavy duty,"ungkap Dasep Ahmadi
Dasep Ahmadi pun berharap Pemerintah secepatnya bisa mengerti kondisi produksi mobil listrik tersebut. Dasep pun juga ingin agar pemerintah bisa mendukung secara maksimal produksi mobil listrik.
"Ya kalau bisa pajak import untuk spare part mobil bisa sampai nol persen lah, di dukung lah dari pemerintah. Karena kita kan masih bayi jangan dihalangi tapi didorong,"jelas Dasep Ahmadi. (*)
BACA JUGA:
- Transaksi Ekonomi Indonesia di ASEAN 35 Miliar Dolar
- Produk Kosong, Impor dari Thailand
- Unair: Pasar Modern Bukan Pesaing Pasar Tradisional
- 1.300 Pegawai BI Bakal Migrasi ke OJK