TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menerima banyak SMS, mengenai kenaikan harga sejumlah komoditi, terutama kedelai.
"Di Tanah Air terasa dampaknya, di mana saya menerima SMS. Kami terus bekerja mengantisipasi meningkatnya harga sejumlah kebutuhan pokok," kata SBY dalam sidang kabinet di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (26/7/2012) sore.
Menurut SBY, meningkatnya sejumlah kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran, terjadi setiap tahun.
"Memang terjadi kenaikan harga secara global. Paling dirasakan kenaikan harga kedelai, dari Rp 5.000-Rp 6.000 per kg tahun lalu, sekarang harganya Rp 7.000-Rp 8.000 per kg," tutur SBY.
Kenaikan harga kedelai, lanjutnya, akibat kekeringan luar biasa di Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Bahkan ini merupakan kekeringan terburuk dalam 50 tahun terkahir, yang berpengaruh terhadap produksi tanaman dan ternak di negeri itu.
"Paling terkena misalnya dengan menurunnya produksi kedelai, jagung, dan berimbas ke ternak dan susu," jelas SBY.
Sementara, permintaan kedelai di tingkat dunia tidak turun, misalnya Hong Kong yang mengonsumsi kedelai dalam jumlah besar, ditambah kompleksitas dunia yang tidak baik seperti geopolitik dan lainnya.
"Maka, setiap hari kita melihat berita internasional dunia sedang menghadapi tantangan ketersediaan komoditas pangan, yang berpengaruh ke harga komoditas pangan itu," tuturnya. (*)
BACA JUGA