Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Meski harga kedelai mengalami lonjakan yang cukup tinggi, para pengusaha tempe dan tahu di Way Urang, Kalianda, Lampung Selatan tidak serta merta dapat menaikan harga jualnya kepada konsumen. Untuk mensiasatinya, biasanya pengusaha mengurangi ukuran besaran tempe yang dijualnya.
“Itupun kita mendapatkan protes dari para pembeli. Mereka mengeluhkan ukuran tempe yang mengalami pengurangan tersebut,” papar Marno salah seorang pengusaha tempe di Way Urang Kalianda kepada Tribunlampung, Jumat (27/7/2012).
Padahal, terangnya,meski sudah mencoba mensiasati kondisi yang ada mereka para pengusaha tahu dan tempe tetap mengalami penurunan pendapatan hingga mencapai 50 persen dari biasanya. “Saat ini mendapatkan keuntungan bersih Rp 50.000 saja sudah sangat sulit. Padahal kebutuhan kita juga banyak,” ungkapnya.
Ia sendiri ujar Marno, kini hanya mampu menghabiskan kedelai 75 kilogram sehari untuk memproduksi tempe. Padahal sebelumnya, ia dapat menghabiskan 125 kilogram kedelai dalam satu hari untuk memproduksi tempe.