Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jenama Batik Yogyakarta Ini Jadi Contoh Sukses Penerapan Zero Waste dalam Industri Fashion

Shiroshima merupakan jenama batik asal Yogyakarta yang gabungkan pelestarian batik dan lingkungan dengan menerapkan konsep zero waste.

Editor: Content Writer
zoom-in Jenama Batik Yogyakarta Ini Jadi Contoh Sukses Penerapan Zero Waste dalam Industri Fashion
Istimewa
Produk Pakaian dari Batik Cap dan Tulis di Shiroshima. 

TRIBUNNEWS.COM - Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Salah satu cara untuk menjaga kelestariannya adalah dengan mengenakannya. Namun, dalam praktiknya, batik sering kali hanya dipakai pada acara-acara khusus seperti upacara atau peringatan hari besar. 

Hal ini disebabkan oleh desain batik yang sering dianggap terlalu formal, sehingga kurang cocok untuk digunakan sehari-hari. Selain itu, beberapa jenis batik juga dibanderol dengan harga yang cukup mahal.

Permasalahan ini kemudian dijadikan landasan oleh salah satu pengrajin batik lokal asal Yogyakarta, Shiroshima. Dengan keyakinan bahwa batik bisa dikenakan dalam berbagai situasi, mereka menciptakan inovasi dengan merancang pakaian berbahan batik yang mengusung desain lebih modern, sehingga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

Dian Nutri Justisia Shirokadt selaku pendiri jenama Shiroshima menuturkan, meskipun motif dan model batik yang digunakan untuk membuat pakaian adalah kontemporer, namun dalam proses pembuatannya mereka tetap menggunakan cara tradisional, seperti menggunakan teknik cap dan tulis. Perempuan yang telah terjun dalam bisnis batik sejak 2019 ini mengaku tetap mengadopsi teknik manual dikarenakan nilai estetikanya yang lebih tinggi dan untuk menjaga kelestarian sejarah batik.

Dian menyebutkan bahwa koleksi pakaian di Shiroshima tersedia untuk laki-laki maupun perempuan dengan bahan yang nyaman untuk digunakan dalam keseharian. Dirinya juga menuturkan bahwa proses produksi batik cap lebih mudah dibandingkan batik tulis, sehingga batik cap bisa diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 20-40 kain per hari, sementara batik tulis hanya dapat menghasilkan 1-2 kain per orang.

"Kisaran harga untuk yang batik cap itu Rp 325-990 ribu, kalau batik tulis Rp 1-2 juta," ungkap Dian dalam acara workshop bertajuk Cerita Batik Nusantara di Museum Tekstil Jakarta, beberapa saat yang lalu.

Baca juga: 6 Jenama Fesyen Lokal yang Ramah Lingkungan, Bantu Jaga Bumi Tetap Asri

Mengadopsi Konsep Zero Waste

Berita Rekomendasi

Selain melestarikan penggunaan batik, Dian juga menerapkan konsep zero-waste dalam bisnis batiknya. Ia mengadopsi prinsip tersebut karena ia meyakini bahwa limbah fesyen menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia.

"Sampah terbesar di dunia itu kan sampah fesyen ya. Jadi saya mencoba untuk benar-benar menerapkan zero-waste pada semua koleksi dalam mencapai lingkungan yang lebih sustain," ucapnya.

Untuk mengurangi limbah kain, Dian mengambil langkah dengan selektif dalam memilih kain untuk pembuatan batik. Ia memilih kain yang terbuat dari serat alami dengan daya serap yang tinggi, sehingga warnanya tahan lama dan tidak mudah pudar, serta memberikan kenyamanan dan kesejukan saat dipakai sehari-hari.

Selain itu, jika ada sisa kain bekas pembuatan batik, ia akan mengolahnya menjadi aksesori penunjang penampilan, seperti bucket hat, obi belt, scarf, serta syal.

Dian tidak hanya fokus pada pengelolaan limbah kain, tetapi juga memanfaatkan kembali limbah lilin untuk membuat batik. Setiap kali ada lilin cair yang tersisa, ia akan mengolahnya lagi untuk dibentuk menjadi lilin baru yang dapat digunakan dalam proses pembatikan.

"Jadi Shiroshima ini tidak hanya ingin melestarikan budaya batik, tetapi juga bagaimana melangsungkan lingkungan yang lebih berkelanjutan," sambungnya.

Kisah dari jenama Shiroshima ini merupakan bukti nyata bahwa melestarikan budaya serta lingkungan dapat dijalankan secara beriringan. Hal ini tentu menjadi acuan yang baik dalam menjalankan bisnis yang memberikan manfaat di berbagai aspek.

#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

Baca juga: Dukung Pembangunan Berkelanjutan Asabri Gandeng Desainer Daur Ulang Pakaian dan Teknik Sashiko

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas