TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Meski hampir setiap bulan harga kacang kedelai naik, para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) tidak kelimpungan.
Bahkan, produsen tahu dan tempe juga tidak menaikkan harga jualnya. Siswanto, pengusaha tahu di Jalan Mangga, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau mengatakan, produksi tahu dan tempe miliknya tetap terus berjalan.
Untuk memperkecil risiko merugi, Siswanto menyiasatinya dengan menyesuaikan ukuran tahu dan tempe yang diproduksi. Setiap hari, Siswanto butuh kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe, sebanyak 200 kilogram.
“Mungkin agak sedikit kecil atau sedikit tipis, tapi pelanggan bisa memaklumi. Mereka juga tahu harga kedelai sekarang naik," ujarnya, Minggu (29/7/2012).
Meski begitu, Siswanto mengakui kenaikan harga kedelai yang banyak dikeluhkan oleh para pengusaha tahu dan tempe, cukup memberatkan kelangsungan usahanya.
Para pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Berau, lanjutnya, masih mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa.
Beberapa bulan yang lalu, harga kedelai di Berau berkisar Rp 7.900 per kilogram. Berdasarkan informasi dari agen pemasok kedelai, kemungkinan dua bulan mendatang ada kenaikan harga lagi, menjadi Rp 8.200 per kilogram.
“Kami sebagai produsen tahu-tempe tidak tahu mau (berbuat) bagaimana lagi," cetusnya.
Namun, Siswanto yakin, selama pasokan tahu dan tempe tetap ada, serta rasa dan kualitasnya terjaga, maka permintaan akan selalu ada.
Para pengusaha tahu dan tempe juga berharap, Pemkab Berau ikut membantu produsen dan pedagang tahu-tempe, dengan mengendalikan harga kedelai.
"Supaya kami pengusaha kecil tidak merugi, juga supaya warga tetap mendapatkan kebutuhannnya dengan harga yang terjangkau," kata Siswanto.
"Kami lihat di berita, banyak pengusaha tahu-tempe di luar Berau terpaksa mengurangi, bahkan tidak berproduksi karena harga kedelai naik. Karena itu, kami berharap pemerintah bisa membantu kami," paparnya. (*)
BACA JUGA