TRIBUNNWEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Syarief Hasan menyebutkan pertumbuhan lembaga keuangan koperasi semakin meningkat di Indonesia.
Menurut keterangannya, pertumbuhan koperasi tiap tahunnya mencapai 7-8 persen. Karena itu Syarief optimis target 300 ribu koperasi bisa dicapai. "Bisalah. Sekarang ini sekitar 192.450 koperasi di Indonesia," jelasnya, saat ditemui di sela Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Expo, Award dan Forum Tahun 2012 di Hall B Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (27/9/2012).
Kebanyakan berdasarkan keterangannya koperasi di Indonesia lebih berbentuk usaha simpan pinjam. "Paling banyak yang simpan pinjam," ia menyebutan.
Sebagaimana pernah diutarakan Menkop, bahwa memasuki tahun ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009-2014 Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2009 berhasil membentuk 17O4H unit Koperasi Indonesia.
Lalu, jumlahnya naik menjadi 177.482 unit koperasi pada 2010. Pada 2011, jumlahnya kembali naik menjadi 188.181 unit koperasi.
Hingga paruh 2012 ini, jumlah Koperasi Indonesia telah mencapai 192.443 unit dengan anggota sebanyak 33.687.417 orang.
Bukan itu saja, Menkop pada kesempatan yang berbeda menargetkan sekitar 50% koperasi terdaftar di Kemenkop UKM siap bertaraf internasional.
Menurut Syarif, status koperasi bertaraf internasional baru berhak disematkan saat ada pengakuan dari International Cooperative Alliance (ICA). "Tahun ini ICA akan mengeluarkan daftar 300 koperasi terbaik. Dan Indonesia punya lima koperasi kelas internasional," tuturnya.
Dikatakan Syarif, tidak cukup koperasi yang memiliki bisnis baik berhak menyandang status koperasi bertaraf internasional. Dukungan teknologi menjadi prioritas pengurus.
Namun diakui Syarif, banyak jga koperasi tidak maju karena tak mampu menyesuiakan dengan perkembangan teknologi. Padahal teknologi bisa memacu kinerja koperasi.
"Selama ini kelemahan koperasi dan UKM adalah teknologi. Ini berlaku secara umum, tanpa teknologi yang dirasakan selalu tertinggal di belakang dan pada akhirnya tidak bisa menaikan produksi atau revenue," katanya.. (*)
BACA JUGA: