News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

BPH Migas Lemah Dalam Pengawasan BBM Bersubsidi

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim gabung BPH Migas bersama aparat kepolisian dan TNI menggerebek gudang penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar.

RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah menyatakan ada masalah dalam pelaksanaan kebijakan pengendalian sehingga terus melebihi kuota.

BPH Migas memberikan contoh adanya BBM bersubsidi yang dijual di depot dengan harga dibawah harga subsidi. Para agen kemudian menjualnya lagi ke konsumen yang tidak berhak dengan harga jauh diatas harga subsidi.

Menanggapi hal itu, Pengamat energi Sofyano Zakaria menilai sistem Pengawasan terkait distribusi bbm subsidi yang dibuat dan merupakan domain BPH MIGAS, tidak konfrenhensif dan juga sangat terkesan lemah.

"Dalam usia BPH MIGAS yang sudah hampir 11 tahun harusnya  mampu menghapus segala bentuk  penyelewengan distribusi BBM subsidi dengan berjayanya sistem dan mekanisme pengawasan yang dibuat BPH Migas khusus untuk itu,"ujar Sofyano Zakaria, Selasa (26/11/2012).

Menurut Sofyano, jika hal tersebut benar dan dapat dibuktikan telah  terjadi penyelewengan bbm subsidi oleh pelaksana tugas PSO,  BPH MIGAS tegas memberi peringatan keras dan atau menindak  keras pelaku nya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki BPH MIGAS serta mempublikasikan secara terbuka.

"Namun sayangnya hal itu nyaris jarang terdengar di publik.  Yang ada kerap hanya pernyataan bahwa ada penyelewengan bbm subsidi tetapi tidak diikuti pernyataan dan publikasi  atas sanksi apa  yang telah dijatuhkan kepada pelaku penyelewengan,"jelas Sofyano.

Sofyano pun menegaskan dengan adanya BUMN MIGAS yang dipermasalahkan, maka Publik bisa saja  menduga  bahwa ada kemungkinan oknum BPH migas yang merasa tidak nyaman dan  tidak mau bekerja sama dengan BUMN MIGAS. "Hal ini sangat disayangkan karena ini berpotensi mencoreng citra BPH Migas,"ungkap Sofyano. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini