News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Waspada, Pelaku Pencucian Uang Manfaatkan Wartawan di Indonesia

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Keadaan perekonomian Jepang yang susah dewasa ini, meningkatkan moral hazard yang semakin tinggi. Penipuan semakin meningkat di Jepang. Termasuk juga pencucian uang di Indonesia oleh warga (oknum) Jepang.

Sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang menegaskan, Minggu (24/2/2013), pihak otoritas Jepang telah memperingatkan banyak warganya belakangan ini, terutama orang lanjut usia di Jepang yang harus lebih berhati-hati saat ini menghadapi begitu banyak cara licik dan penipuan yang dilakukan banyak oknum warga Jepang.

Antara lain dengan cara pengumpulan dana. Oknum menjadi semacam Fund Manager, mengumpulkan dana dari banyak orang Jepang, lalu di investasikan ke Indonesia. Mengapa? Karena Indonesia sedang naik daun di Jepang. Pikiran banyak orang Jepang saat ini, banyak sekali menguntungkan berbisnis di Indonesia yang perekonomiannya baik dengan pertumbuhan 6,5 persen.

Dengan berbagai proposal, selebaran menarik, investasi bagus di Indonesia, oknum tersebut mencoba menarik perhatian banyak warga Jepang dengan bukti berita dari Indonesia.

Benar. Satu dari banyak cara dengan memakai tangan wartawan Indonesia, memuat beritanya yang sudah ditata dengan rapi segalanya. Memberitahu rencana investasi sana-sini, mempekerjakan sekian banyak orang, melakukan ini itu, dan sebagainya.

Wartawan Indonesia yang haus akan berita dari Jepang biasanya tanpa mengecek siapa dia sebenarnya, langsung memuat menjadikan berita. Setelah itu berita menjadi bukti kuat baginya, bahwa benar dia melakukan ini itu dan sebagainya di Indonesia. Kelihatan window dressing, kelihatan bagus sekali di permukaan, jadi bukti dan semakin menguatkan dia untuk mendekati "korbannya" warga Jepang agar proses pengumpulan uang di Jepang lebih baik lagi, lebih lancar lagi.

Targetnya biasanya orang lanjut usia dan orang Jepang yang punya rasa simpati kepada Indonesia. Tetapi di dalam kelompok tersebut kemungkinan besar ada pula anggota yakuza yang mencoba peruntungannya menanam uang ke Indonesia. Bukan tidak mungkin Fund Manager itu pun sebenarnya dekat dengan atau bahkan mungkin juga anggota yakuza di Jepang.

Kelakuannya sebenarnya telah dimonitor dan terdeteksi otoritas Jepang. Hanya soal waktu saja, beserta bukti kuat, serta komplain yang muncul dari korban, barulah orang tersebut, yang sudah sering masuk ke luar Indonesia, pasti akan "diamankan" pihak otoritas Jepang. Demikian ungkap sumber Tribunnews.com lagi.

Korbannya di Indonesia juga sudah ada, dengan janjinya sana-sini, namun pada akhirnya oknum tersebut tidak menepati janjinya, memperalat korban saja yang ada di Indonesia.

Pencucian uang yang dilakukan sebenarnya dengan proses pengumpulan dana dari berbagai sumber dana yang sebagian tidak jelas dari mana asalnya. Di investasikan di Indonesia, menghasilkan keuntungan, sehingga uang yang dihasilkan menjadi "bersih" bisa membuktikan dengan menunjukkan hasil usaha tersebut. Tetapi awal uang tersebut sebenarnya tidak jelas dari mana sumbernya. Bahkan besar kemungkinan  juga dari penipuan atau pelarian pajak di Jepang.

Investasi yang dilakukan di Indonesia bukan soal kecil, dengan dana miliaran rupiah, antara lain di industri perkayuan, teknologi, minuman keras, property dan lainnya, membutuhkan dana besar, sehingga diharapkan menghasilkan keuntungan besar pula.

Proses di Indonesia perlu kita amati baik dengan proses perizinan. Mengingat orang asing semestinya perusahaannya adalah PMA (Penanaman Modal Asing) bukan PMDN. Lalu berbagai perijznan lain mungkin perlu kita teliti juga. Dengan segala alasan, apabila usaha dimulai dengan PMDN, perlulah dicurigai, karena jelas sudah melanggar peraturan di Indonesia dengan dana dari Jepang.

Tidak mudah berbisnis di Indonesia, apalagi dilakukan orang asing. Tapi bagi oknum ini karena uang yang dikumpulkan bukan uang dia, tetapi kumpulan  uang dari banyak orang, merugi sekali pun tak masalah, bahkan memudahkan dia menjelaskan kepada para penanam modal di Jepang. Namun sebagian dananya telah diselamatkan untuk kantongnya sendiri dengan measukkan ke deposito bank yang memberikan bunga bank besar di Indonesia.

Mungkin bagi kalangan pers Indonesia, bisa lebih berhati-hati lagi dalam memuat rencana kerja perusahaan Jepang baru yang tidak kita kenal. Perusahaan yang tidak dikenal dan tidak jelas (jangan percaya hanya melihat situs Perusahaannya saja), mungkin perlu lebih hati-hati dalam pemberitaan  kepada masyarakat Indonesia, agar dapat menjauhkan proses pencucian uang di Indonesia oleh para oknum warga Jepang tersebut.Itulah yang saran dari seorang pejabat pemerintah Jepang sumber Tribunnews.com di Tokyo. Info yakuza klik www.yakuza.in

BISNIS POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini