News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Sukses Pengusaha Kalimantan Bisnis Properti di Australia (7)

Editor: Domu D. Ambarita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Crown Group IWan Sunito saat bermain dengan seekor orangutan di Kalimantan

Pikirkan yang Besar dan Mulai dari Hal Kecil

CHIEF Executive Officer Crown Group Iwan Sunito punya kegemaran menulis. Saat bertemu dengan tim Tribun Network di Jakarta akhir pekan ketiga Februari silam, putra kelahiran Surabaya menunjukkan beberapa tulisan, berikut sistematikanya. Tulisan laki-laki yang dibesarkan di Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah tersebut disajikan dengan cara bertutur.

PERTANYAAN yang sering ditanyakan oleh teman-teman saya adalah apa yang membuat anda bisa keluar dari keterbatasan masa lalu anda dan bisa membangun bisnis di tempat asing yang tidak banyak orang asia bisa menerobos hingga ke papan atas.

Menurut saya ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai alasan mendasar untuk perubahan hidup saya.

Think Big and Start Small (pikirkan yang besar & mulai dari hal kecil). Berani untuk berpikir dan mempunyai visi yang besar, tapi mulailah di level yang masih di batas kemampuan anda. Banyak orang tidak memaksimalkan potensi hidup mereka hanya karena mereka mempunyai ekpestasi yang kecil.

Ada satu pepatah Raja Salomo yang berkata "As a man thinks in his heart, so is he" yang artinya kita akan menjadi sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Ini berbicara tentang jika kita percaya akan hal yang besar, maka hal yang besar akan terjadi.

Sebaliknya, sewaktu kita percaya pada hal yang kecil, maka hal yang kecil akan terjadi dalam kehidupan kita.

Berkaca dari pengalaman saya di Indonesia, setiap tahun saya percaya dengan nilai yang cukup hanya 6. Hasilnya adalah nilai saya setiap tahun hanya berkisar sekitar 6 dan itupun sering kali hanya karena dinaikkan oleh guru yang merasa kasihan dan lalu menaikkan nilai saya dari hampir tidak lulus menjadi 6. Saya suka bercanda sama teman teman, kalau orang lain lulus, saya lolos. Ha ha...

Sewaktu saya memulai dan merintis bisnis di Sydney, saya mempunyai satu tekad bahwa saya juga pasti bisa mengerjakan hal yang besar.

Hidup saya adalah cerita tentang seseorang yang dirubah hanya karena pada suatu saat saya berani bermimpi bahwa saya dapat mencapai keberhasilan yang besar. Impian inilah yang membuat saya belajar untuk fokus dan tidak pernah berhenti untuk mencoba di tengah-tengah tantangan yang besar sewaktu berbisnis.

Saya bersyukur kepada Tuhan kalau sampai hari ini kami dapat melihat hal yang jauh melebihi pikiran kami pada saat kami memulai bisnis kami.

Tapi penting sekali kalau kita memulai segala sesuatu dari kecil dulu dan dari tingkat atau skala yang kita mampu kerjakan. Kalau kita memulai dengan skala yang kita mampu kerjakan, kita bisa membangun kekuatan tim dan sistim dan kalaupun ada kesalahan selama membangun bisnis itu, kita masih bisa menanggungnya.

Belajar keluar dari zona nyaman pergaulan. Salah satu yang saya pelajari sewaktu berada di Sydney adalah pentingnya belajar untuk keluar dari zona nyaman pergaulan kita.

Australia adalah negara yang sangat multikultural dan memiliki toleransi yang tinggi kepada para pendatang. Kendala dalam bergaul dengan masyarakat Australia biasanya terjadi karena kita yang datangnya dari Indonesia tidak mengerti tentang budaya, hobi dan gaya pembicaraan mereka sehari-hari.

Bergaul dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda dapat memperkaya wawasan kita. Seringkali orang-orang Indonesia maupun Asia terjebak dalam komunitas kita yang relatif kecil di luar negeri dibandingkan orang lokal. Hal ini membuat kita mempunyai persepsi yang salah bahwa Australia adalah negara yang kecil jumlah penduduknya dan tidak mempunyai potensi yang besar.

Kenyataannya adalah negara Australia mempunyai 'GDP' sebesar AU$1 triliun dan bank ke-10 terbesar di dunia adalah bank 'Australia Commonwealth Bank' dengan harga pasar melebihi AUS $100 billion di awal 2013.

Dari waktu saya sekolah di sekolah menengah atas di Sydney, saya telah memilih untuk berteman dengan teman-teman dari berbagai bangsa. Pergaulan multikultural inilah yang telah memperkaya pandangan hidup saya.

Setelah saya mulai berbisnis, pergaulan itu semakin meluas dari masyarakat biasa sampai ke orang-orang di pemerintahan. Hal inilah yang banyak membantu saya sewaktu masih sekolah, dan juga sewaktu berbisnis untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan luas tentang potensi bisnis di Australia. (tribunnews/domu d ambarita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini