TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Menyusul kenaikan tarif dasar listrik (TDL ) di Indonesia yang dilakukan secara serentak oleh pemerintah, maka service charge atau biaya layanan mal di Sumut juga ikut mengalami kenaikan secara otomatis.
Pusat perbelanjaan di Sumut menurut Paulus Tamie Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Sumut, sudah menaikkan service charge yang beragam. Kendati kenaikan tarif dasar listrik naik 15 persen dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun.
Kendati demikian, masing-masing mal memiliki kebijakan dalam menaikkan service chargenya, namun ada mal yang menaikkan di awal tahun langsung sebesar 20 persen, tapi ada juga yang kecil sebesar 5 persen. "Ada juga pengelola mal yang menaikkan service charge hingga 20 persen sekaligus di awal tahun kemarin. Ya, beragam lah mulai 10 hingga 20 persen," kata Paulus Tamie, Selasa (2/4/2013).
Rencana kenaikan TDL 15 persen tersebut, menurut perkiraan APPBI pihak mal akan mengimbangi kenaikan service charge sebesar 20 persen. Kenaikan ini, menurut Paulus menyusul kenaikan tarif dasar listrik yang dilakukan secara bertahap.
Tahap kedua dilakukan per 1 April 2013 kemarin sebesar 3,7 persen. Paulus mengungkapkan kenaikan service charge tersebut akan berdampak pada penyewa tenant di dalam mal. "Kalau biaya pengelolaan naik tentunya biaya sewa bakal naik yang berujung pada naiknya harga barang yang dijual di dalam mal. Kenaikan bisa mencapai 15 persen tuh," ujarnya.
Pengelola mal dan perhotelan berharap kenaikan TDL yang sudah ditetapkan pemerintah hendaknya diikuti dengan kualitas pelayanan yang prima dari perusahaan PLN. Ini menyusul biarpet yang dilakukan oleh PLN. "Hendaknya kalau harganya sudah naik seperti ini, apalagi harga-harga barang juga ikut naik, service dari PLN harus ditingkatkan lah. Jangan sering mati listrik, semua berharap begitu kan," kata Paulus.
Menurut pengelola mal Thamrin Plaza ini para pengelola mal di Sumut khususnya di Medan tentunya mengalami kerugian dari dampak yang ditumbulkan dari pemadaman tersebut. Pasalnya pihak mal harus menyediakan tenaga tambahan yang dihasilkan oleh generator.
"Pastinya menggunakan listrik dari PLN lebih murah dibandingkan menggunakan generator yang harus menyediakan minyak berliter-liter," kata Paulus. Namun ia tidak merinci berapa nilai kerugiannya.
Di samping pusat perbelanjaan, sektor perhotelan juga merasakan dampak dari biarpet. Cita Dewantoro General Manager Santika Premiere Dyandara Hotel and Convention di Medan mengakui pemadaman listrik juga dirasakan oleh pihak manejemen hotelnya. Meski demikian, Santika belum berniat menaikkan tarif hotel.
"Setidaknya belum tahun ini lah, karena kan sudah banyak kontrak yang sudah dilakukan masih menggunakan tarif yang lama," ujarnya. (Tribun Medan/Fahrizal)