TRIBUNNEWS.COM YOGYA - Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, Bank OCBC NISP yang baru saja merayakan ulang tahun ke-72, kembali mencatat pertumbuhan bisnis yang baik di tengah gejolak perekonomian dan persaingan perbankan yang semakin tinggi. Melalui upaya yang konsisten dalam menjaga kualitas asetnya, Bank OCBC NISP juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan penting pada level yang sehat.
Bank OCBC NISP berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 247 miliar atau naik 23 persen untuk tiga bulan pertama operasinya di tahun 2013. Peningkatan laba ini antara lain dihasilkan dari meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 18 persen dari Rp 601 miliar pada akhir Maret 2012 menjadi Rp 709 miliar pada akhir Maret 2013.
Total aset Bank OCBC NISP pada Triwulan I-2013 juga dilaporkan naik 29 persen menjadi Rp 81,3 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp 63,1 triliun.
Presiden Direktur & CEO Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, sejalan dengan komitmen untuk melanjutkan pertumbuhan, di tahun 2013 ini Bank OCBC NISP terus aktif melakukan ekspansi dalam berbagai aspek. "Kami juga meningkatkan kualitas produk dan layanan, dengan semakin aktif mengembangkan program-program yang inovatif dan bernilai tambah bagi para nasabah guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi," ujarnya pada Jumat (26/4).
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga dilaporkan meningkat 19 persen menjadi Rp 59,3 triliun dari Rp 46,6 triliun pada akhir Maret 2012. Pertumbuhan dana pihak ketiga ini, lanjutnya, menunjukkan tingginya kepercayaan nasabah terhadap Bank OCBC NISP. Sementara dari sisi modal, bank ini mengalami pertumbuhan sebesar 35 persen menjadi Rp 9,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sehingga meningkatkan rasio permodalan (CAR) menjadi 16,6 persen.
Pada triwulan I -2013 kredit Bank OCBC NISP juga berhasil tumbuh 27 persen menjadi Rp 53,7 triliun dibanding periode yang sama tahun 2012. Bank OCBC NISP juga senantiasa menjaga kualitas kredit yang diberikan, satu diantaranya dengan melakukan diversifikasi sektor usaha. Sesuai jenis penggunaannya, komposisi kredit yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 40 persen, investasi 36 persen, dan konsumer 24 persen. Sedangkan penyaluran kredit relatif merata di beberapa sektor yaitu sektor perdagangan 24 persen, industri sebesar 23 persen dan jasa 22 persen.
Dengan strategi manajemen risiko yang tepat, Bank OCBC NISP berhasil meningkatkan kualitas kredit sekaligus menurunkan tingkat Non Performing Loan (NPL) menjadi 0,4 persen pada akhir Maret 2013 dibanding 0,5 persen pada akhir Maret 2012, jauh dari batas maksimal yang ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5 persen. "Dengan pondasi keuangan yang semakin kokoh dan pertumbuhan yang berkelanjutan, kami semakin siap menghadapi tantangan perbankan di masa mendatang," imbuhnya. (gya)