Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis dalam bidang teknologi informasi terus menunjukkan pertumbuhan.
Pendekatan perbankan mulai dijajaki pemerintah untuk mendukung pertumbuhan bisnis tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu saat membuka IDByte Conference 2013 di AtAmerica, Pacific Place, Selasa (11/6/2013).
Menurut estimasi Kemenparekraf, nilai industri kreatif dalam bidang informasi teknologi untuk tahun 2011-2012 adalah Rp 3,9 triliun. Sektor ini juga telah menyerap 220 ribu lapangan pekerjaan.
"Kedengarannya kecil, tapi pertumbuhannya cukup besar yaitu 9 persen," ujar Mari.
Mari yakin angka tersebut dapat menyentuh double digit dalam kurun waktu yang singkat mengingat konektivitas dan penetrasi masyarakat terhadap teknologi cukup tinggi.
"Sekarang tinggal bagaimana me-monetized kebiasaan tersebut. Ini yang jadi tantangan," kata Mari.
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis ini secara maksimal, Kemenparekraf tengah melakukan berbagai upaya.
Saat ini, Kemenparekraf sedang dalam tahap pembicaraan dengan Bank Indonesia sebagai penentu kebijakan perbankan untuk memberikan kebijakan modal kepada industri ini.
"Terus terang, sektor perbankan belum terlalu paham dengan model bisnis seperti ini, collateral-nya apa, dan what is economy value behind that. Jadi permodalan memang agak susah," kata Mari.
Tidak seperti industri pengolahan, perhotelan atau lainnya, industri kreatif belum masuk dalam sektor standar Bank Indonesia.
"Maka itu kami juga sedang bekerja sama dengan BPS untuk membuat estimasi angka sektor ini. Sesuatu yang baru memang butuh proses yang agak lama. Kita mulai dengan data dan pemahaman," ujar dia.
Selain itu, Kemenparekraf turut mengadakan pertemuan bisnis kecil yang mempertemukan investor dengan para pelaku bisnis ini.
Infrastruktur juga menjadi perhatian Kemenparekraf. Mari berharap Kementerian Komumikasi dan Informatika RI dapat terus meningkatkan interkonektivitas.
"Interkonektivitas kita masih mobile-based. Diharapkan bisa fix line based dengan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang kuat baik dari segi volume dan speed," tutur Mari.
Shinta Dhanuwardoyo, founder dan chairman Bubu, perusahaan jasa digital terkemuka Tanah Air, juga menyebut infrastruktur masih menjadi kendala yang besar. "Belum banyak orang yang mendapatkan akses internet. Harganya pun masih mahal. Padahal potensi pelaku bisnis ini sangat besar," ungkapnya.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan startup lokal, Mari berharap dengan semua upaya pemerintah dapat melahirkan perusahaan startup lokal yang tidak hanya jago di kandang sendiri, melainkan secara global.