TRIBUNNEWS.COM TUBAN- PT Semen Indonesia mendatangkan tiga peralatan tambang yang harga belinya mencapai Rp 30 Miliar per buah. Peralatan yang berasal dari Amerika Serikat serta Jerman itu merupakan alat tambang batu kapur nonledakan.
Alat baru itu bernama Wirtgen dan Vermeer. Bentuknya menyerupai bulldozer dengan tambahan roda bergerigi di bagian depan. Alat ini memiliki kapasitas produksi masing-masing sebesar 300 ton material per jam. Dua alat baru tersebut akan menggantikan teknik penambangan lama dengan cara peledakan atau blasting.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan mesin ini tak berisik, sehingga cocok digunakan untuk area tambang yang berdekatan dengan permukiman warga.
"Cara blasting tidak mungkin bisa dilakukan pada lahan tambang yang lokasinya berkisar 500-700 meter dari pemukiman pendudukan," kata Dwi pada SURYA, Kamis (27/06/2013) siang.
Selain kelebihan itu, kata Dwi, alat yang pertama kali digunakan di Semen Indonesia ini memiliki cara kerja yang cukup sederhana. Alat ini hanya dikemudikan oleh seorang operator, kemudian mesin tersebut menggiling batu kapur di wilayah tambang.
"Dari sisi material yang dihasilkan juga kecil, sehingga meningkatkan efisiensi dari perusahaan dan memudahkan proses selanjutnya," lanjut Dwi.
Meski demikian, alat ini hanya digunakan untuk waktu tertentu saja, yaitu untuk menambang batu kapur yang dekat dengan pemukiman warga. Alat ini diharapkan bisa menyulai bahan baku sebesar 100.000 ton per bulan. Kisaran ini sekitar 10% dari total kebutuhan bahan baku.
Dwi menambahkan alat ini didatangkan dengan sewa, namun ini hanya sementara saja. Jika kedepannya mesin ini membuahkan hasil yang mumpuni dan signifikan perusahaan akan membeli alat ini.
"Tuban adalah salah satu tempat yang menjadi ujicoba alat ini pertama kali di Indonesia," tambahnya.