TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS -- Berbagai jenis tajil untuk berbuka puasa, seakan identik dengan makanan yang manis-manis. Sebut saja, kolak, candil, cendol, atau cangkaleng yang dalam pembuatannya membutuhkan gula kelapa. Makanya jangan heran, seminggu pertama bulan puasa ini permintaan gula kelapa cukup tajam yang memicu harga gula kelapa juga meningkat tajam.
Tidak hanya di pasar eceran tetapi juga di tingkat penderes (produsen gula kelapa). Seminggu lalu harga gula kelapa di tingkat penderes di sentra produksi Pamarican Ciamis masih berkisar Rp 8.500 per kg, tapi hari Minggu (14/7/2013) atauĀ hari kelima bulan puasa, harga kelapa sudah menembus angka Rp 9.500 per kg.
"Dibandingkan dengan seminggu lalu memang ada kenaikan harga gula di tingkat penderes, kenaikan rata-rata Rp 1.000 tiap kg-nya. Di tingkat pasar eceran sudah mencapai Rp 11.000 per kg," ujar H Wagino, warga Dusun Kubangpari, Desa Bangunsari, Pamarican yang juga bandar gula kelapa kepada Tribun, kemarin.
Meningkatnya permintaan selama awal Ramadan ini menurut Wagino, karena banyak bandar gula dari kota yang keluyuran masuk kampung mendatangi para bakul (penampungĀ lokal) maupun langsung ke penderes.
Kehadiran para bandar masuk keluar kampung berburu gula kelapa ini menurut Wagino memang telah membuat harga gula kelapa naik cukup signifikan. Apalagi bandar-bandar tersebut sanggup menawarkan harga yang lebih baik.
"Gejala ini akan berlangsung sampai pertengahan puasa. Setelah pertengahan puasa, biasanya harga gula kelapa akan turun kembali dan permintaan gula kelapa juga akan berkurang karena perhatian akan lebih fokus pada kebutuhan Lebaran," kata Wagino.
Di saat permintaan meningkat seperti sekarang ini, produksi ditingkat penderes saat ini kata Wagino cukup stabil mengingat produksi nira dari kelapa lagi stabil. "Meski sekarang cuaca ekstrem, produksi nira yang disadap dari kelapa cukup stabil karena hujan masih banyak turun. Beda dengan kemarau, produksi nira jelas akan menurun," ujarnya. (sta)