News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspadai Penurunan Ekspor Non Migas

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Tekanan atas defisit neraca perdagangan pada Semester II 2013 ini menyebabkan defisit neraca perdagangan bisa mencapai 5 miliar dollar AS pada akhir tahun ini.  Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, meminta agar hal ini perlu diwaspadai.

"Jika ada tekanan impor migas maka defisit neraca perdagangan bisa mencapai 5 miliar dollar AS itu kalau neraca perdagangan non migas terus menurun," tutur Gita di Jaakarta, Jumat (2/8/2013).

Faktor yang membuat ekspor non migas menurun adalah adanya penurunan pertumbuhan ekonomi global. Berbagai negara merevisi pertumbuhan ekonomi. Seperti AS, China dan Negara Eropa memprediksi adanya penurunan pertumbuhan ekonomi pada semester dua tahun ini.

Amerika Serikat mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 1,9 persen menjadi 1,7 persen. Sementara itu, China mengoreksi dari 8,1 persen menjadi 7,8 persen.

"Penurunan merupakan sinyal bahwa pertumbuhan perekonomian akan menurun, akibatnya mereka akan sulit menyerap ekspor non migas milik kita," katanya.

Potensi penurunan semakin besar bahkan disinyalir akan melebihi defisit neraca perdagangan pada sepanjang semester 1 2013 yang mencapai 3,3 miliar dollar AS.

Defisit ini terjadi karena surplus neraca perdagangan non migas hanya mencapai 2,5 miliar dollar AS dengan defisit neraca migas mencapai 5,8 miliar dollar AS.

Potensi penurunan tampak melalui  data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga semester I-2013 hanya 5,8 persen. Nilai ini lebih rendah dari prediksi pemerintah semula sebesar 6,1 persen.

Kepala BPS Suryamin, mengatakan, perlambatan ekonomi Indonesia ini lebih rendah dibanding pencapaian di semester I-2012 yang sebesar 5,92 persen.

Pelambatan pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh serapan investasi yang melambat. Hal ini tampak dari pertumbuhan barang modal yang melambat pada semester 1 2013 dengan penurunan 18,8 persen menjadi 15,8 miliar dollar AS lebih lambat dari impor barang modal tahun lalu pada periode yang sama dengan kenaikan sebesar 35,2 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini